BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Dari 14 Rumah Potong Hewan (RPH) yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bangkalan, hanya 3 di antaranya yang mendekati representatif, yakni RPH Bangkalan, Arosbaya, dan Tanah Merah.
Sedangkan 11 RPH sisanya, masih belum representatif untuk digunakan pemotongan hewan, karena syarat untuk menjadi RPH belum sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
Baca Juga: Peringati HUT ke-493, Pj Bupati Bangkalan Persilakan Investor Masuk ke Kota Dzikir dan Sholawat
Hal ini diakui Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Bangkalan, Ahmad Hafid. Ia mengungkapkan 11 RPH itu dikatakan belum representatif karena belum memenuhi sejumlah kriteria, di antaranya luas dan pengolahan kantornya, serta tempat penginapan yang kurang memadai.
"RPH yang representatif dapat dilihat dari sarana dan prasarana (sarparas) yang dimiliki, seperti kepemilikan kantor dan petugasnya, pengolahan limbah, luas lahan, serta tempat untuk penginapan hewan yang akan dipotong," ujar Hafid kepada awak media, Senin (2/12/2019).
Baca Juga: Beroperasi Lagi Tanpa Izin, Tim Pengawas Pemkab Bangkalan Tutup Sementara Pemotongan Kapal di Kamal
Menurut Hafid, pihaknya saat ini telah bekerja sama dengan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) untuk melakukan penelitian. Hasil penelitian tersebut nantinya akan digunakan bahan pertimbangan untuk mengembangkan RPH yang belum representatif.
"Soalnya RPH yang sebelumnya tidak dikelilingi rumah, sekarang sudah dikelilingi rumah, gak mungkin kita kembangkan kalau lokasinya sudah seperti ini. Jadi kita minta pihak UTM untuk dikualifikasi saja sesuai syarat dari Kementan," ungkap Hafid.
Hafid juga mengungkapkan di tahun 2020, Pemerintah Kabupaten Bangkalan lewat Dinas Peternakan berencana membangun RPH di Tanjung Bumi. Mengingat pemotongan hewan di Tanjung Bumi cukup tinggi.
Baca Juga: Pembina AJB Dipercaya KPK Beri Ulasan Terkait Integritas Pejabat dan Pelayanan Pemkab Bangkalan
Dipilihnya Tanjung Bumi sebagai lokasi pembangunan RPH 2020 karenakan cukup jauh dari pemukiman, serta luas tanah yang mencukupi. "Pembangunan RPH sudah dianggarkan Rp. 200 juta di tahap pertama untuk pembangunan fisiknya," imbuh Hafid.
Ia berharap, dibangunnya RPH Tanjung Bumi bisa menambah pilihan lokasi pemotongan bagi warga. (ida/uzi/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News