SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Para mahasiswa dan pemuda Papua yang merantau untuk belajar di Surabaya dinilai beruntung. Pasalnya, mereka punya dua mama di Surabaya, yakni Mama Risma dan Mama Khofifah. Karena itu, para pemuda dan mahasiswa Papua seperti tinggal di kampung halaman.
Agus Nezar Rumaropen, anggota Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS) mengakui dirinya merasa nyaman tinggal di Surabaya. Sebab, pada dasarnya warga Surabaya itu karakternya terbuka. Termasuk juga kepada pendatang dari luar Surabaya maupun luar Jatim.
Baca Juga: Pemerintah Perpanjang Kontrak hingga 2061, Menteri ESDM: Cadangan Freeport Bisa Sampai 100 Tahun
"Warga Papua punya dua mama di Surabaya. Mama Risma dan Mama Khofifah. Saya kira kami ini seperti tinggal di kampung halaman sendiri," tutur Agus, dalam acara santai bersama menyambut Natal dan Tahun Baru 2020 bersama IKBPS di kawasan Mulyorejo , Surabaya, Selasa (10/12) malam.
Karyawan Pelindo 3 ini mengakui sempat ada gesekan antara elemen masyarakat Surabaya dengan mahasiswa Papua penghuni asrama di Jalan Kalasan. Namun menurutnya, hal itu sifatnya hanya insidentil semata.
Baca Juga: Jenazah Kiai Roziqi Disalatkan di Masjid Akbar, Khofifah 3 Kali Minta Kesaksian Jemaah
Sebab sejatinya, hubungan warga Papua dengan warga Surabaya sangat harmonis. Bahkan banyak warga Papua yang memiliki jabatan strategis seperti Fikser Mora Kepala Dinas Kominfo Kota Surabaya dan Ridwan Mubarun, Camat Tambaksari.
"Termasuk saya juga mendapat kesempatan yang sama dengan yang lain. Karena itu saya bisa mendapat posisi yang strategis di Pelindo 3," imbuhnya.
Agus mengaku setuju dengan rencana Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa terkait asrama nusantara yang akan dibangun di Surabaya. Dengan demikian, seluruh mahasiswa pendatang termasuk Papua bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan mahasiswa Surabaya.
Baca Juga: Masjid Tertua di China Tak Ditempati Salat, Kenapa? Laporan M Mas'ud Adnan dari Tiongkok (3)
Pria yang dituakan oleh mahasiswa dan pemuda Papua ini mengimbau agar mahasiswa Papua yang belajar di Surabaya tidak langsung kembali ke Papua. Ia berharap para mahasiswa itu bekerja dan berkarir di Surabaya atau wilayah lain di Jawa Timur.
"Saya juga berharap Ibu Khofifah memberi kesempatan kepada mahasiswa Papua untuk bisa menjadi ASN di Jawa Timur. Ini lebih pas dari pada pertukaran ASN antara Pemprov Papua dengan Jatim," pungkasnya. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News