JEMBER (BangsaOnline) - Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, alih fungsi lahan di
kabupaten jember mencapai sudah mencapai sekitar 400 hektar. angka ini
tergolong sangat tinggi mengurangi areal resapan, yang menyebabkan
kabupaten jember menjadi daerah rawan banjir.
Kepala Dinas PU
Pengairan Jember Joko Santoso menerangkan, alih fungsi lahan memang
bukan satu-satunya penyebab banjir, meski alih fungsi menjadi salah satu
indikator. Untuk alih fungsi lahan sendiri menurut Joko, beberapa tahun
terakhir mencapai sudah mencapai 400 hektar", Jelas joko.
Rata-rata
alih fungsi yang awalnya berupa persawahan, berubah menjadi perumahan
terutama yang ada di 3 kecamatan kota. Padahal semua tahu, areal
persawahan sampai saat ini merupakan daerah paling efektif untuk
mengurangi banjir, karena sangat cocok sebagai resapan air", kata Joko.
Hal
senada terungkap dalam hearing gabungan DPRD jember beberapa waktu
lalu. Bahkan dalam hearing tersebut DPRD menyarankan agar dinas pu cipta
karya, tidak dengan mudah mengeluarkan ijin pembangunan perumahan.
Jika
memang berasal dari lahan pertanian, sesuai aturan harus disediakan
lahan baru sebagai pengganti. ditambah lagi prilaku pengembang perumahan
yang biasanya tidak membuat saluran drainase yang baik, meski hal
tersebut sebenarnya masuk dalam salah satu persyaratan mutlak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News