Cegah Genangan, Pemkot Surabaya Rutin Keruk Kali Mas dan Saluran Air

Cegah Genangan, Pemkot Surabaya Rutin Keruk Kali Mas dan Saluran Air Alat berat sedang melakukan pengerukan di Kali Mas.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berusaha mengurangi genangan di berbagai titik di Kota Pahlawan. Salah satu usaha yang rutin dilakukan adalah pengerukan sungai-sungai ataupun saluran air yang sedimentasinya tinggi. Apalagi letak geografis Kota Surabaya yang datar, dapat mempercepat tingginya sedimentasi itu.

Pengerukan tersebut rutin dilakukan di hampir semua sungai atau pun saluran air di Kota Surabaya, termasuk pengerukan di . Meskipun bukan kewenangan , tapi sungai yang membelah Kota Pahlawan itu sempat dikeruk supaya tidak terjadi genangan yang tidak diinginkan.

Baca Juga: Peringatan HPN 2025, PWI Jatim Gelar Jalan Sehat Bersama Wartawan di Taman Apsari

Kepala Bidang Pematusan Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Syamsul Hariadi mengatakan dalam melakukan pengerukan tak memandang wilayah dan kewenangan. Jika tujuannya adalah untuk kepentingan warga, maka pengerukan harus tetap dilakukan, namun tetap berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

“Wilayah yang bukan kewenangan kita, seperti di Kalimas di tahun 2018. Kita berkoordinasi dan kerja bersama dengan Jasa Tirta selaku pengelola untuk melakukan pengerukan mulai dari Jembatan Bungkuk, Jalan Ngagel, Jalan Ratna, kemudian Kramat Gantung, Peneneh, Kalimas sampai hilir,” kata Syamsul, Jumat (27/12).

Meski begitu, ia mengaku pengerukan sungai itu tidak sembarangan. Sebab, harus memperhatikan konstruksi bangunan yang ada di sampingnya. Khusus di Kali Mas, pihak Jasa Tirta selaku pengelola menyarankan bahwa pengerukan yang boleh dilakukan oleh pemkot hanya beberapa meter saja, dan itu yang dilakukan oleh jajaran Dinas PU Bina Marga dan Pematusan.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Sebut Stok Pangan Jelang Ramadan 2025 Terkendali

“Gak bisa terlalu dalam, ada batas yang harus ditaati bersama. Kalau pengerukan terlalu dalam, konstruksi di pinggir bisa sliding, biaya yang dikeluarkan akan lebih besar lagi. Jadi, mengeruk saluran ada hitungannya, sejauh mana yang boleh dikeruk atau tidak boleh dikeruk,” tuturnya.

Menurut Syamsul, terakhir pihaknya melakukan pengerukan di Sungai (Kali) Mas pada tahun 2018. Saat itu, hasilnya didapatkan 6.570 rit, di mana satu rit sama dengan satu dump truck. “Jika ditotal, hasil pengerukan di Kali Mas berkisar 40 ribu meter kubik,” ujarnya.

Sebenarnya, kegiatan pengerukan sungai dan saluran air itu sudah dilakukan sejak tahun 2011. Pengerukan itu dilakukan di saluran primer, sekunder, hingga tersier. Bahkan, pada hari Sabtu dan Minggu, Satgas Pematusan melayani kerja bakti bersama masyarakat untuk membersihkan saluran di sekitar lingkungan mereka masing-masing.

Baca Juga: Tak Terima Diviralkan Selingkuh, Sembunyikan Wanita di Kolong Meja, Camat Asemrowo Bakal Lapor Polda

“Permintaan kerja bakti dari masyarakat banyak sekali. Biasanya, kita bantu pengangkutan, kalau untuk tempat yang sulit, seperti di bawah jalan dan gorong-gorong, satgas yang masuk,” ungkapnya.

Ia menambahkan, untuk pengerukan di saluran besar yang bukan kewenangan pemerintah kota, seperti Kali Mas, kemudian saluran perbatasan di Kali Lamong, pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait, yakni Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Bengawan Solo, maupun Jasa Tirta.

“Yang penting kepentingan warga kota terakomodir, tidak terjadi genangan di wilayah kota. Itu yang paling penting,” jelas Alumnus Teknik Pengairan Universitas Brawijaya ini. (ian/rev)

Baca Juga: Marak Pengemudi Mabuk Sebabkan Laka di Surabaya, Pemkot Bakal Tetapkan Aturan ini untuk RHU

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Angkot Terbakar di Jalan Panjang Jiwo, Sopir Luka Ringan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO