JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Makin banyak para kiai dan tokoh nasional yang prihatin dengan kondisi Nahdlatul Ulama (NU) d ibawah kepemimpinan KH Said Aqil Siroj. Mereka menilai organisasi keagamaan terbesar yang didirikan Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari itu telah dijadikan komoditas politik para pengurusnya.
Kali ini Menko Ekonomi & Menkeu era Gus Dur, Rizal Ramli yang dikenal sebagai ekonom kondang mengomentari pernyataan Ketua Umum PB NU KH Said Aqil Siroj yang tengah viral terkait relasi antara warga NU dan penguasa sebelum dan sesudah pemilihan presiden.
Baca Juga: Digawangi Perempuan Muda NU, Aliansi Melati Putih se-Jatim Solid Menangkan Khofifah-Emil
Dalam video itu, Kiai Aqil Siroj menagih janji Menteri Keuangan Sri Mulyani menggelontorkan dana sebesar Rp 1,5 triliun kepada PBNU.
Janji itu, menurut Said Aqil, tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Keuangan dengan PBNU.
“Pernah kami MoU dengan Menteri Sri Mulyani katanya akan menggelontorkan kredit murah Rp 1,5 triliun. Ila hadza yaum, sampai hari ini, satu peser pun belum terlaksana. Ini biar tahu Anda semua seperti apa pemerintah ini,” kata Said Aqil Potongan video pernyataan KH Said Aqil Siradj itu beredar luas sejak Kamis (26/12).
Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT
Sumber video tersebut berasal dari pidato KH Said Aqil Siradj dalam wisuda mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) di Parung, Bogor, Jawa Barat, (Sabtu, 14/12).
Video berdurasi 32 menit 2 detik tersebut diunggah di channel Youtube, NU Channel, sehari setelah wisuda.
Selain itu, Ketua PBNU yang juga staf khusus Wapres Maruf Amin, Robikin Emhas, membagikan video kritik Kiai Said itu lewat akun instagramnya.
Baca Juga: Khofifah: Muhammadiyah Pilar Kemajuan Bangsa dan Umat
Dalam vido itu, Kiai Said Aqil juga menyoroti ketimpangan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Katanya, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Namun kekayaan itu hanya dinikmati sekelompok orang.
"Sekelompok kecil menikmati kekayaan alam yang sangat luar biasa. Freeport, uranium, apalagi batubara. Semua akan dihabisi oleh segelintir orang saja,” ujarnya.
Pada bagian akhir, KH Said Aqil Siradj mengatakan, tidak perlu menyalahkan siapa-siapa atas apa yang terjadi. "Ketika Pilpres suara kita dimanfaatkan. Tapi ketika selesai, kita ditinggal,” kata Kiai Said Aqil Siroj.
Baca Juga: Panas! Saling Sindir soal Stunting hingga 'Kerpek' Catatan Warnai Debat Terakhir Pilbup Jombang 2024
Rizal Ramli yang dikenal sebagai sahabat dekat Gus Dur itu mengatakan bahwa NU menjadi tampak kecil karena ulah pemimpin-pemimpin formal di organisasi umat Muslim terbesar di dunia itu.
Rizal Ramli yang dekat dengan para tokoh NU itu mengatakan, "pemimpin formal NU menjadikan NU sebagai kendaraan dinas”, dan menggunakan plat merah. Plat merah adalah warna plat kendaraan untuk kendaraan dinas pemerintah. Padahal, kata Rizal mengingatkan, akar rumput kaum Nahdliyin adalah plat hitam.
NU sejatinya bukan kendaraan milik pemerintah, melainkan organisasi masyarakat yang berjuang untuk keadilan dan kemakmuran.
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
Di Twitternya @RamliRizal beberapa saat lalu, Rajawali Ngepret julukan yang pernah disematkan menuliskan:
"Pemimpin2 Formal NU membuat NU menjadi kecil dengan menjadikannya sekedar kendaraan sewaan, bahkan bersedia pakai plat merah. Padahal akar NU adalah plat hitam, organisasi masyarakat yg berjuang untuk keadilan & kemakmuran rakyat". (RMOL)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News