JOMBANG (BangsaOnline) - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert O. Blake, mengatakan warga Amerika Serikat harus belajar tentang nilai-nilai yang diajarkan Presiden RI keempat, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, terutama tentang toleransi antar-umat.
Pernyataan ini disampaikan Blake saat berkunjung ke Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, dan berziarah ke makam Gus Dur, Kamis, 11 Desember 2014. "Saya berharap masyarakat Amerika akan lebih banyak berkunjung ke sini untuk belajar tentang Gus Dur," katanya melalui penerjemah.
Baca Juga: Puisi Prof Dr 'Abd Al Haris: Pimpin dengan Singkat, Gus Dur Presiden Penuh Berkat
Menurut Blake, peran Gus Dur sangat besar dalam menyebarkan pesan perdamaian dan toleransi di dunia, khususnya di Indonesia. "Peran Gus Dur sangat besar dalam transisi demokrasi, peran beliau juga besar dalam menumbuhkan perasaan saling menghargai dan toleransi," ujarnya.
Gus Dur, menurut Blake, adalah sosok yang juga dikagumi warga Amerika Serikat. "Gus Dur memiliki reputasi yang sangat kuat di Amerika dan didukung sikapnya yang sederhana dan rendah hati. Ditambah ajaran-ajaran yang kuat yang mengajarkan dan mendukung kemajemukan," katanya.
Adapun pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Salahudin Wahid atau Gus Solah, menjelaskan asal-usul ajaran yang dipegang Gus Dur. "Ajaran Gus Dur itu dari Wali Songo yang menyebarkan Islam di Jawa dengan media tradisional melalui wayang dan berdialog," kata Gus Solah.
Baca Juga: Hadiri Haul Ke-15 di Ciganjur, Khofifah Kenang Sosok Gus Dur Sebagai Pejuang Kemanusiaan
Nilai toleransi dan menghargai perbedaan serta tidak memaksakan kehendak itu yang kemudian juga diterapkan pesantren dan Gus Dur. "Islam yang disebarkan Wali Songo itu adalah Islam yang ada di pesantren dan yang mempengaruhi Gus Dur," kata Gus Solah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News