SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima audiensi tiga elemen masyarakat multi etnis yang dipimpin pengusaha muslim tionghoa, Jos Soetomo. Tiga elemen tersebut, yaitu Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia, Yayasan Sosial Abdi Husada Utama, dan Yayasan Jatidiri Bangsa.
Gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut, ingin Cheng Hoo (YHMCHI) menjadi motor dalam aksi-aksi kemasyarakatan di Jatim.
Baca Juga: Tingkatkan Skill, Diskop dan UKM Jatim Gelar Bimtek dan Sebar Alat Penunjang Usaha di 4 Kabupaten
"Fokus daerah yang ada masjid Cheng Hoo-nya dulu, jangan terlalu meluas se Jawa Timur. Biar fokus. Perlu asosiasi Cheng Hoo se-Jatim yang melibatkan wilayah yang memang ada masjidnya Cheng Hoo tersebut. Mobilitas dalam asosiasi tersebut, baik dalam hal mobilitas agama, mobilitas sosial, maupun sosial media," ujarnya, Selasa (14/1) petang.
Masjid Cheng Hoo yang ada di Jatim misalnya, kata Gubernur, setiap 2 bulan sekali melakukan aksi-aksi sosial bersama di sejumlah daerah dengan bergantian. Seperti menyantuni anak yatim, membagikan sembako, hingga operasi katarak.
“Saya benar-benar menekankan soal operasi katarak ini, karena penyakit ini di Jatim cukup mengkhawatirkan,” katanya lagi.
Baca Juga: Pj. Gubernur Adhy Optimis SHA Bank Jatim - Bank Banten Jadi Peluang Tingkatkan Pembangunan Daerah
Gubernur mengatakan, berdasarkan data yang ada, jumlah kebutaan di wilayahnya tergolong masih tinggi. Sedangkan penyumbang tertinggi disebabkan penyakit katarak.
"Saat ini angka kebutaan di Jatim masih tinggi, masih di atas rata-rata nasional. Penyebabnya, 80 persen kebutaan di Jatim karena katarak. Penyebabnya ini yang harus diatasi," kata Gubernur Khofifah.
Menurut dia, layanan operasi katarak gratis sudah sering dilakukan. Namun, ia ingin target Jawa Timur bebas katarak lebih maksimal dan cepat terwujud. "Kita berharap pada 2023, Jawa Timur sudah bebas katarak," kata Khofifah.
Baca Juga: Bakal Gelar Kongres Ke-18, Khofifah Bersama PP Muslimat NU Silaturahmi dengan Menag RI Nasaruddin
Mendengar permintaan tersebut, H. Abdullah Nurawi, Ketua Umum YHMCHI mengatakan siap melaksanakan usulan-usulan dari Gubernur, karena hal itu benar-benar menyentuh masyarakat kecil.
“Masjid Cheng Hoo di Indonesia ada 14 masjid. Di Jatim terdapat 4 masjid Cheng Hoo. Kami setiap Ramadhan selalu mengadakan aksi sosial, seperti menyantuni anak yatim hingga pembagian sembako. Kami juga sudah cukup lama bersinergi dengan Yayasan Abdi Husada Utama dalam operasi katarak. Insya Allah kami siap melaksanakan anjuran gubernur untuk langkah selanjutnya,” kata Awi.
Sementara Soeharsa, pimpinan Yayasan Abdi Husada Utama mengatakan bahwa yayasan yang dipimpinnya didukung oleh 22 pengusaha Jatim, seperti Alim Markus dan lainnya. Total pelayanan dari 2012 hingga 2019, yakni Klinik Regular Gratis 92.996 pasien dan operasi katarak gratis sebanyak 1.366 pasien.
Baca Juga: Usung 2 Inovasi, Jatim Raih Penghargaan Provinsi Terinovatif di IGA 2024
“Kami melakukan sinergi dengan komunitas maupun lembaga pemerintah untuk lebih menyukseskan operasi katarak gratis ini,” katanya.
Mayjen TNI MAR (Pur) Norman Zamile, Ketua Yayasan Jatidiri Bangsa, di hadapan Gubernur mengatakan, siap untuk memberikan pemahaman kebangsaan kepada generasi muda dengan fokus mensosialisasikan Pancasila. Selain nama-nama yang disebut di atas, acara tersebut dihadiri oleh 17 tamu audiensi, antara lain: H. Makmun Hasan, Sri Sudarti, Lia Istifhama, Hasan Basri, Miyoto, Puguh, dan lainnya. (mdr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News