JEMBER, BANGSAONLINE.com - Belasan aktivis mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Jember (Unej) menggelar mimbar demokrasi sebagai bentuk refleksi akhir kepemimpinan Rektor Unej Januari 2020 ini, Jumat (17/1).
Dalam kegiatan yang digelar di sekitar kawasan Patung Triumviraat Unej itu, dipaparkan satu per satu persoalan yang dialami Unej dan hingga belum menemukan solusi konkret. Mulai dari persoalan radikalisme agama, persoalan ramah gender, kesehatan dan lingkungan kampus, serta keamanan wilayah kampus.
Baca Juga: Bersama PDGI Jatim, RSGMP Unej Gelar Bakti Sosial
"Sebentar lagi Unej akan menggelar putaran pemilihan rektor, sehingga perlu adanya suara dari mahasiswa. Karena ruang-ruang komunikasi ini kurang. Sehingga lewat kegiatan (mimbar demokrasi) ini, semoga bisa didengar pimpinan Unej itu," kata salah seorang aktivis mahasiswa Zulfikar Prawiranegara di sela kegiatan orasinya.
Menurutnya persoalan menonjol yang dialami kampus, salah satunya terkait radikalisme. "Kita ingin memberikan solusi kepada pihak rektorat, yang kita sadari belum ada solusi konkret yang dilakukan. Padahal 22 persen dari 15.567 mahasiswa Unej ini terpapar paham radikalisme itu," kata rekan aktivis lainnya, Wisnu Wilian saat dikonfirmasi bersamaan.
Ia menyontohkan persoalan pelecehan seksual yang terjadi di Fakultas Ilmu Budaya Unej yang melibatkan oknum dosen. Menurut mahasiswa jurusan teknik ini, hingga kini kasus itu juga tidak ada solusi konkret.
Baca Juga: Universitas Jember Kecam Pembongkaran Rumah Singgah Bung Karno di Padang
"Sekarang tenggelam, dan melalui kegiatan ini, kita ingin mengingatkan," tegasnya. (ata/yud/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News