Sidak ke RSUD Trenggalek, Komisi IV Temukan Sejumlah Persoalan Pelayanan

Sidak ke RSUD Trenggalek, Komisi IV Temukan Sejumlah Persoalan Pelayanan Ketua Komisi IV DPRD Trenggalek Mugianto (baju hitam) dan M. Hadi (baju putih) saat dialog langsung dengan pasien di RSUD Trenggalek. foto: HERMAN/ BANGSAONLINE

TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Komisi IV DPRD Trenggalek Bidang Pendidikan dan Kesehatan menggelar sidak (inspeksi mendadak) ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Trenggalek, Senin (20/1).

Sidak kali ini dipimpin langsung oleh Mugianto selaku Ketua Komisi IV diikuti anggota Komisi IV lainnya.

Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut RAPBD 2025 Disahkan Jadi Perda

Begitu tiba di RSUD, Mugianto beserta anggota Komisi IV langsung menuju ke tempat antrean pasien. Di sana, ia meminta pengunjung maupun pasien agar menyampaikan secara langsung tentang keluhan apa saja yang dirasakan ketika membutuhkan jasa pelayanan kesehatan di RSUD.

Sutardji misalnya, warga Kecamatan Dongko dalam kesempatan itu menyampaikan lamanya proses pendaftaran pada pasien.

"Begini Pak, kalau di sini yang saya rasakan pendaftaran prosesnya lama sekali. Tolong Pak ini dibenahi," ungkap Sutardji di sela-sela menunggu antrean di RSUD.

Baca Juga: DPRD Trenggalek Terima Aspirasi Masyarakat Peduli Lingkungan

Mugianto kemudian bertanya kembali terkait keluhan lainnya, selain antrean pendaftaran.

"Tolong bapak-ibu yang saat ini berada di sini sampaikan saja pada kami. Kami ini wakil anda, jadi jangan takut untuk menyampaikan," kata Mugianto di hadapan ratusan pasien di yang sedang antre menunggu pelayanan.

Setelah mendapati berbagai keluhan dari pasien, para wakil rakyat ini kemudian bergerak ke tempat pendaftaran secara online atau lewat SMS. Dari sini para wakil rakyat menemukan adanya ketidaksinkronan pendaftaran sistem online dengan pendaftaran sistem konvensional atau manual.

Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut Anggaran Pembangunan Jalan 2025 Bertambah dari 80 Jadi 90 Miliar

Mugianto lantas meminta agar pendaftaran pasien dengan sistem online dan pendaftaran pasien dengan sistem manual diformulasikan menjadi data yang akurat. Dengan harapan agar tidak terjadi kesemrawutan pendataan pasien.

"Kita tadi di tempat antrean pendaftaran, ada salah satu pasien yang namanya Maryam asal Desa Pringapus Dongko harus antre lama di sana. Padahal dia datang jam setengah enam (05.30 WIB) pagi. Tapi sampai sekarang belum dilayani. Nah, hal-hal seperti ini jangan terus terulang, mari kita benahi bersama," kata Mugianto di hadapan Kabid Pelayanan Medis dan Penunjang Medis Bakhtiar Arifin.

Selanjutnya, para wakil rakyat ini menyasar ke ruang antrean obat, di mana sebelumnya mereka mendapat keluhan tentang lamanya proses pengambilan obat yang membutuhkan waktu hingga 3 jam. Bahkan, karena saking lamanya, pasien maupun keluarga pasien terpaksa mengambil obat tersebut esok harinya.

Baca Juga: Hearing Jalan Rusak Plumpit-Dongko, Wakil Ketua DPRD Pastikan Perbaikan Jalan Bulan Februari 2025

Sementara Tatik Suhartatik, Kepala Instalasi Farmasi ketika didatangi para wakil rakyat menjelaskan bahwa lamanya proses pengambilan obat itu dikarenakan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbilang minim dan komputer yang terkadang mengalami kendala teknis.

"Ya itu karena SDM kami pak yang kurang. Selain itu komputer kami terkadang lemot," kata Tatik di hadapan para wakil rakyat.

Di sela-sela sidak, Bakhtiar Arifin menuturkan bahwa dalam proses pelayanan kesehatan di ini dikenal tiga cara yakni, sistem fast truck, pendaftaran secara online atau SMS, dan pendaftaran secara manual.

Baca Juga: Populasi Sapi Nggalekan Hampir Punah, Komisi II Janji Perjuangkan Anggaran

Ia pun mengakui tentang ketidaksinkronan data antara pasien yang berobat dengan menggunakan sistem online atau SMS dengan pasien yang berobat dengan sistem konvensional.

Ia juga mengatakan dalam satu hari jumlah pasien yang membutuhkan pelayanan pengobatan di RSUD kurang lebih 200 hingga 300 orang. (man/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO