JOMBANG, BANGSOANLINE.com - Meski menjadi tokoh nasional dan sangat dihormati banyak pihak, tapi Ir KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) tetap terbiasa hidup sederhana. Pengasuh Pesantren Tebuireng itu semasa hidupnya tiap hari mengeliping Koran sendiri. Padahal pekerjaan remeh itu bisa saja diperintahkan kepada ajudan atau santrinya yang puluhan ribu.
“Iya, menggunting sendiri, mengeliping sendiri,” tutur Nyai Farida Salahuddin Wahid, istri tercinta Gus Sholah, kepada BANGSAONLINE.com suatu ketika.
Baca Juga: Polemik Nasab Tak Penting dan Tak Ada Manfaatnya, Gus Fahmi: Pesantren Tebuireng Tak Terlibat
(Ustadz Amin Zaen membantu Gus Sholah memakai jas. foto: istimewa)
Kebiasaan mengeliping koran ini tampaknya konsekuensi logis dari kreativitas dan produktivitasnya sebagai penulis. Seorang penulis umumnya, selain rajin membaca juga rajin mengeliping koran untuk dokumentasi yang sewaktu-waktu bisa dijadikan referensi.
Baca Juga: Terima Dubes Jepang untuk Indonesia, Pj Gubernur Jatim Bahas Pengembangan Kerja Sama
Tapi kenapa Gus Sholah mengeliping sendiri? “Karena beliau yang paham mana yang penting dan yang tidak,” kata Ustdaz Amin Zein, ajudan Gus Sholah kepada BANGSAONLINE.com. “Kalaupun beliau ada di Jakarta, maka kamilah yang dipandu untuk mengeliping sesuai dengan arahan Abah Yai,” tutur Amin Zaen.
(Kliping koran HARIAN BANGSA, salah satu koran bacaan Gus Sholah dan Nyai Farida Salahuddin Wahid. foto: istimewa)
Baca Juga: Silaturahmi ke Keluarga Pendiri NU, Mundjidah-Sumrambah Minta Restu
Gus Sholah tinggal di kediamannya di bagian belakang Pesantren Tebuireng. Rumah yang baru dibangun itu dekat Maqbarah Masyayikh. Semula Gus Sholah tinggal di nDalem Kasepuhan Pesantren Tebuireng yang terletak di sebelah utara masjid Pesantren Tebuireng.
Namun pada 2016 Gus Sholah menyerahkan posisinya sebagai pengasuh Pesantren Tebuireng kepada KH Abdul Hakim yang akrab dipanggil Gus Kikin. Memang Gus Sholah tetap aktif sebagai pengasuh Pesantren Tebuireng, tapi mantan ketua PBNU itu pindah ke rumah pribadinya yaitu di bagian belakang komplek Pesantren Tebuireng.
Gus Sholah bersama Bu Nyai Farida juga sering bolak-balik ke Jakarta. Selain untuk jadi narasumber dalam berbagai seminar dan pertemuan para tokoh juga tinggal di kediaman pribadinya di Jakarta.
Baca Juga: Ziarah ke Makam Pendiri NU, Khofifah: Gus Dur dan Gus Sholah itu Guru Saya, Beliau Sosok Istimewa
Menurut Ustadz Amin, Gus Sholah sangat rutin mengeliping Koran. “Beliau punya rutinitas yang tidak pernah putus yakni di pagi hari mulai pukul 07.00 hingga 08.00 WIB,” tutur ajudan Gus Sholah itu kepada BANGSAONLINE.com.
Kalaupun belum selesai, maka beliau berlanjut di malam harinya. Namun cenderung jarang kalau malam hari,” tambah Ustadz Amin yang Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam di Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang Jawa Timur itu.
Lalu kliping koran itu ditaruh di mana? “Beliau simpan semua di rak almari khusus di kamar pribadi beliau. Dan semua sudah terpetak-petakan sesuai dengan topik yang beliau pilih,” tutur Ustadz Amin yang selalu mendampingi Gus Sholah, di samping Nyai Farida.
Baca Juga: Spirit Tebuireng, LPNU Jatim Tingkatkan Pendampingan Ekonomi Nahdliyin
Menurut dia, Gus Sholah mengeliping beragam topik. “Ada soal pendidikan, pesantren, politik, NU, radikaslisme, tulisan tokoh-tokoh nasional, perkembangan perfilman Indonesia dan mancanegara dan lain-lain,” tuturnya.
Selain berita dan tulisan tokoh-tokoh nasional yang dikliping, tentu saja Gus Sholah mengeliping tulisannya sendiri. Maklum, Gus Sholah dikenal sebagai penulis produktif. Gus Sholah menulis di berbagai media, baik media nasional maupun lokal, termasuk di HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com.
Gus Sholah juga sangat rajin membaca. Ini tentu sebagai konsekuensi logis sebagai penulis. Menurut Amin, Gus Sholah selalu membaca dan mengabadikan. “Sebagai bahan beliau mencari wawasan, mencari sumber yang akurat, seringkali beliau jadikan bahan untuk bicara di publik,” tutur Amin.
Baca Juga: Persiapan Konferwil NU Jatim Capai 100 Persen, Pembukaan Siap Digelar Malam ini
Dosen Unhasy Pesatren Tebuireng Jombang Jawa Timur ini berharap kita bisa meneladani tradisi positif Gus Sholah. “Semoga kita semua bisa meneladani beliau sebagai tokoh bangsa yang sangat santun dan menyejukkan dalam bertutur kata, selalu mengutamakan persatuan dan memahami akan perbedaan. Amin,” harap Ustadz Amin Zaen.
Seperti diberitakan, Gus Sholah wafat pukul 20.55 WIB pada Ahad (2/2/2020) di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Adik Gus Dur itu berpulang pada usia 77 tahun. Jenazah Gus Sholah dimakamkan di samping makam Gus Dur di Maqbarah Masyayikh Pesantren Jombang Jawa Timur, Senin (3/2/2020). (m mas’ud adnan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News