Menurut Jokowi, perkembangan dunia saat ini tidak hanya berpengaruh terhadap perilaku keagamaan seseorang, tapi juga berpengaruh terhadap kepercayaan seseorang pada ideologi tata Negara dan kehhidupan sosial. “Kita sekarang dengan mudah menyaksikan munculnya gerakan-gerakan ekstremis-ekstremis,” kata Jokowi.
Karena itu, kata Jokowi, pemikiran Kiai Asep dalam buku berjudul Aswaja itu sangat penting diaplikasikan. Menurut dia, munculnya ekstremis-ekstremis di beberapa negara itu telah menimbulkan konflik di beberapa neggra.
“Di sini lah pendidikan moderasi yang dianut warga NU, yang dikembangkan oleh Kiai Asep penting diaplikasikan,” kata Jokowi. Pendidikan dan ajaran karakter yang dianut warga NU yang dimaksud Presiden Jokowi adalah, tawazun (bersikap seimbang), tawasuth (tengah-tengah), it'idal (bersikap adil) dan tasamuh (toleran). Menurut Jokowi, pendidikan karakter semacam inilah yang bisa merawat dan menjaga ideologi Pancasila, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. “Serta membangun masyarakat madani,” katanya.
Jokowi memuji perjuangan Kiai Asep yang sukses membangun pesantren. “Bapak Kiai Asep membangun pesantren dari nol. Sampai menjadi pesantren besar. Pesantren Amanatul Ummah di Siwalankerto dan di Pacet. Saya pernah kesana. Dan sekarang informasi yang saya dapatkan, telah memiliki lebih dari 10.000 santri,” kata Jokowi sembari menyebut bahwa Kiai Asep juga mendirikan institute dan pascasarjana yang banyak memberikan beasiswa.
Menurut Jokowi, pemikiran, kiprah, dan karya Kiai Asep dalam membangun umat dan manusia unggul sangat selaras dengan agenda besar bangsa kita yaitu membangun Sumber Daya Manusia (SDM). “Kita ingin SDM Indonesia mampu menghadapi tantangan dunia saat ini. Saya ingin SDM Indonesia unggul dan kompetitif,” katanya.
Karena itu Jokowi selain mengapresiasi kiprah dan karya Kiai Asep juga mengingatkan bangsa Indonesia bahwa dunia sekarang berkembang super cepat sehingga perlu motode-motode baru dan hybrid skill.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, Kiai Asep dikukuhkan sebagai guru besar bidang sosilogi oleh UINSA Surabaya pada 29 Februari 2020. Kiai miliarder yang dikenal dermawan itu menyampaikan pidato ilmiah dengan judul: Model Pendidikan dalam Mengatasi Problematika Masa Kini dan akan Datang (Pada Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet). Kiai selain dikenal sebagai pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah juga ketua umum Pergunu dan putra salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Abdul Chalim. (m mas’ud adnan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News