JEMBER, BANGSAONLINE.com - Unjuk rasa (unras) mahasiswa PMII di Kabupaten Jember berakhir ricuh hingga menyebabkan sejumlah mahasiswa terluka. Unras yang membawa misi untuk membela jeritan para petani di Desa Puger Wetan dan Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Jember, itu dilakukan di depan Kantor Pemkab Jember.
Diketahui ada 6 orang mahasiswa yang harus mendapat perawatan serius di UGD RS Jember Klinik dan RS Kaliwates setempat.
Baca Juga: Civitas Academica Unej Gelar Deklarasi demi Selamatkan Demokrasi di Indonesia
Aksi anarkis itu diketahui memanas mulai pukul 2 siang tadi, karena saat ratusan mahasiswa dan petani itu juga tidak ditemui oleh Bupati Jember Faida.
Informasi yang dihimpun, kericuhan bermula saat mahasiswa hendak memasang banner bertuliskan protes di pagar kantor Pemkab Jember, namun dilarang oleh pihak kepolisian dan Satpol PP yang menjaga aksi.
"Aksi kita di depan Pemkab itu untuk menemui bupati. Tapi dibilang oleh salah satu protokoler pemkab, tidak ada. Padahal kita tahu, Bupati Faida ada di pendapa," kata salah seorang mahasiswa, Irvan Supandi, Senin (9/3/2020) sore.
Baca Juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, Pemkab Jember Resmikan Pabrik Pupuk Organik
"Seandainya bupati hadir dan menemui, tidak ada aksi yang berakhir ricuh ini. Karena kita tahu bupati tidak jauh dari lokasi aksi. Jadi sangat disayangkan kejadian ini," ungkapnya.
Senada dengan yang disampaikan Irvan, Ketua Cabang PMII Jember Baijuri mengatakan, aksi anarkis ini tidak harusnya terjadi, karena pada waktu itu pihaknya menggelar aksi damai.
"Tapi kami punya video yang cukup obyektif untuk menjadi kekuatan hukum. Tadi itu langsung diserobot, dan dipukul oleh oknum-oknum polisi itu," kata Baijuri.
Baca Juga: Ribuan Ojol Gruduk Kantor Pemkab Jember
Baijuri menyayangkan terjadinya kericuhan ini. "Biasanya dalam aksi PMII selalu didampingi Kapolres Jember. Tapi kami tidak melihat adanya kapolres. Sehingga sangat disayangkan terjadi aksi yang berakhir ricuh ini," katanya.
Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, Kasat Intel Polres Jember Iptu Darto Darmawan juga menyayangkan aksi yang berakhir ricuh ini. Sebab, tidak hanya mahasiswa, dari pihak kepolisian dan Satpol PP juga jadi korban.
"Ada 4 orang anggota kami (polisi) yang jadi korban, saat ini juga sedang menjalani perawatan," kata Darto saat dikonfirmasi wartawan.
Baca Juga: DPRD Jember Terima Tuntutan PMII soal Revisi Perda RTRW
Darto menegaskan, bupati yang ingin ditemui oleh ratusan mahasiswa PMII itu memang tidak ada di tempat. "Kejadian ini amat kami sayangkan. Seharusnya tidak sampai terjadi," katanya.
Pantauan wartawan di RS Jember Klinik, Kapolres Jember AKBP Aris Supriyono langsung menjenguk korban. Kapolres juga menanyakan kondisi korban saat ini. Kapolres datang sekitar pukul 17.30 WIB bersama dengan anggotanya yang lain. (ata/yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News