BONDOWOSO (BangsaOnline) - KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah sosok tokoh Indonesia dan Nahdlatul Ulama (NU) yang menjadi panutan semua umat yang ada ditanah air, sehingga sejak kepergiannya selalu dikenang gagasan dan pemikirannya.
Atas dasar itulah hampir semua lapisan masyarakat mulai dari sabang sampai merauke memperingati hari wafat (haul) presiden keempat Indonesia itu selalu dihadiri ratusan orang bahkan hingga ribuan orang dari berbagai kalangan dan sejumlah tokoh.
Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad
Sehingga tak heran jika di kalangan umat NU, Gus Dur dianggap lebih dari sekedar manusia biasa. Sebab semasa hidupnya, beliau dipandang sebagai sosok manusia luar biasa, adalah sosok seorang 'Wali Allah' yang ke sepuluh oleh kalangan nahdiyin.
“Gusdur ini diakui oleh kalangan para ulama adalah wali yang kesepuluh, salah satu buktinya disaat para peziarah yang hendak berziarah ke makam wali songo, maka para peziarah akan mengakhiri ziarahnya di makam Gus Dur. Bukti lain adalah ketika para peziarah yang berkunjung ke makam Gus Dur saat melalukan pembacaan seperti tahlil, zdikir gusdur selalu disebut wali Allah dalam do’a para peziarah,” ujar Mas’ud Adnan saat menjadi pembicara saat acara Haul Gus Dur ke 5 di Masjid Kampus STAI AT-Taqwa Bondowoso yang di adakan oleh PC LP Ma’arif, PMII, IPNU, IPPNU Rabu malam (31/12).
Selain itu, Mas’ud juga menggambarkan kepemimpinan Gus Dur semasa beliau hidup baik dalam kepemimpinan di PBNU hingga menjadi orang nomor satu di negeri yang kita cintai ini. Mas'ud menjelaskan bahwa sosok Gus Dur adalah seorang pemimpin yang mengedepankan kepentingan umat. Dan beliau selalu membuat kebijakan yang mengakomodasi semua kepentingan untuk rakyat atau umat.
Baca Juga: Pergunu Sebut 42.0 % Korban Pinjol Berprofesi Guru, Kiai Asep: Jangan Boros, Jangan Pelit
”Artinya, kita harus meneladani pemikiran Gus Dur. Yaitu pemimpin yang sederhana, merakyat, dan mengedepankan kepentingan rakyat.,” tuturnya.
Sementara itu, H. M. Saeful Bahara, selaku Ketua PC LP Ma’arif menjelaskan tujuan dari memperingati wafatnya KH. Abdurahman Wahid tidak lain adalah untuk merefleksikan dan meneladani pemikiran-pemikiran Gus Dur.
“Jasad dan raga Gus Dur memang tertidur panjang, namun hati, jiwa, semangat dan buah pikirnya senantiasa ada untuk diestafet-kan kepada generasi-generasi muda NU dan bangsa selanjutnya,” ujar mantan aktivis PMII ini kepada BangsaOnline.
Baca Juga: Habib Pasuruan yang Rendahkan Putra Pendiri NU Dianggap Merasa Tersaingi Kiai NU dan Tak Berakhlak
Dalam peringatan haul kelima Gus Dur ini, ratusan Gusdurian atau pengagum, dan penerus pemikiran serta perjuangan Gus Dur sudah berbondong-bondong memadati halaman Kampus STAI AT-Taqwa yang disambut dengan lantunan sholawat. Dan mereka terlihat khidmat mengikuti acara yang diadakan dalam rangka mengenang jasa Gus Dur.
Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua STAI AT-Taqwa, Ketua Yayasan, Rais Syuriah NU, jajaran Ketua Tanfdiyah NU, Pimpinan Lembaga Ma’arif, serta seluruh Ketua MWC NU.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News