JEMBER, BANGSAONLINE.com - Kondisi okupansi hotel yang kian menurun akibat penyebaran wabah Covid-19 kurang diperhatikan Pemkab Jember. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) sejak 3 April 2020 lalu berkirim surat meminta keringanan pajak dan retribusi daerah, namun Pemkab Jember tak bergeming, bahkan belum merespons kondisi yang dialami saat ini.
Pihak hotel pun akhirnya mencari solusi sendiri untuk menyikapi turunnya okupansi pengunjung.
Baca Juga: Meriahnya Festival Ramadhan 2024 yang Digelar Pegadaian Area Jember
Hal ini disamapaikan Ketua PHRI Jember, Teguh Soeprajitno saat dikonfirmasi melalui ponselnya. "Sehingga sejak 3 April kemarin kami sudah berkirim surat mengajukan keringanan pembayaran pajak dan retribusi daerah ke Dinas Pariwisata Jember dan Bupati Jember," kata Teguh, Senin (20/4/2020).
"Keringanan yang kami ajukan itu, terkait pajak hotel dan restoran, serta retribusi parkir," sebutnya. Namun pihaknya menyayangkan, karena hingga hari ini, belum ada jawaban.
Teguh mengungkapkan, pengajuan keringanan pajak dan retribusi daerah yang dilakukannya itu, akibat okupansi hotel yang kian menurun.
Baca Juga: Hotel di Jember Terbakar, Api Berasal dari Restoran
"Sehingga kondisi ini memaksa kami, untuk menyikapi biaya operasional hotel yang kian membengkak di tengah lesunya okupansi," ungkapnya.
Teguh menjelaskan, akibat Covid-19, rata-rata okupansi hotel di Jember saat ini tak sampai 5 persen per harinya. Padahal, segala cara telah dicoba pengelola hotel untuk meningkatkan okupansi di tengah wabah Covid-19.
"Salah satunya dengan menawarkan paket-paket work form hotel. Tapi, upaya itu relatif tidak berpengaruh pada okupansi. Masih tetap saja tidak ada peningkatan," keluhnya.
Baca Juga: Bupati Jember Apresiasi Kolaborasi dan Sinergi dalam Kendalikan Laju Inflasi
Alhasil sudah ada lima hotel di Jember yang memutuskan untuk tutup sementara, agar biaya operasional tak kian membengkak. "Di antaranya Hotel Dira Park Kencong, Luminor, Hotel Kebonagung, Hotel Rembangan, juga infonya Hotel Bintang Mulia," sebutnya.
Menurut Teguh selain beberapa hotel yang memutuskan tutup, adapula yang memilih merumahkan sebagian karyawannya . Tujuannya untuk menekan pengeluaran perusahaan.
Baca Juga: Libur Akhir Tahun 2022, PHRI Jember: Okupansi Hotel Berbintang Belum 100 Persen
Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, General Manager Meotel Jember by Dafam, Helman Dedy Choandra mengatakan, pihaknya memikirkan sendiri solusi agar hotelnya tetap berjalan dengan baik dan tidak sampai tutup.
"Belum ada arahan (dari manajemen pusat) untuk tutup, Kami akan tetap buka dan tetap melayani tamu, sambil menunggu perkembangan situasi," kata pria yang akrab dipanggil Andra ini.
Pihaknya mencari solusi terbaik, agar usahanya tetap berjalan baik. "Kami akan melakukan Evaluasi dan analisa setiap bulan untuk menentukan langkah selanjutnya," ucapnya.
Baca Juga: Pimpin Rakor Bersama Forkopimda dan TPID, Bupati Jember Dapat Banyak Masukan Penanganan Inflasi
Bahkan pihaknya mengupayakan, agar hotel yang dikelolanya tetap bertahan. "Yakni dengan mengandalkan tamu walk in atau tamu domestik. Selain itu, kami juga menyediakan jasa delivery order makanan maupun minuman dengan minimum order dengan jarak radius tertentu, sebagai bentuk pelayanan," pungkasnya. (ata/yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News