Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
89. Walaqad sharrafnaa lilnnaasi fii haadzaa alqur-aani min kulli matsalin fa-abaa aktsaru alnnaasi illaa kufuuraan
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty
Dan sungguh, Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur'an ini dengan bermacam-macam perumpamaan, tetapi kebanyakan manusia tidak menyukainya bahkan mengingkari(nya).
TAFSIR AKTUAL
Jika diamat-amati, pada ayat kaji ini terbesit ekspresi Tuhan yang nampak agak "jengkel" terhadap orang-orang kafir. Betapa tidak, Allah SWT telah bersumpah rangkap-rangkap dan menggunakan berbagai cara demi menyadarkan umat manusia agar beriman. Tapi mereka tetap pada hobinya sendiri, kufur dan mengingkari.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia
Diungkap dobel bahasa sumpah Wa La Qad. Ada huruf qasam, "Wa" (demi), ada "La" (sungguh), dan ada "qad" (beneran). "sharrafnaa li al-nas fii hadza al-qur'an min kull matsal". Dalam al-qur'an, Allah SWT telah menggunakan berbagai gaya dan cara dalam menyadarkan umat manusia akan eksistensi Diri-Nya sebagai satu-satunya Tuhan yang layak disembah. Muhammad SAW adalah utusan-Nya, dan al-Qur'an adalah kalam-Nya.
Ada cara verbalistik berupa kalam khabar yang resmi. Ada cara dialog yang hangat dan menantang. Ada cara sumpah dan serius. Ada cara sindir dan halus. Ada cara menghadirkan kisah-kisah nyata dan yang diungkap pada ayat kaji ini adalah cara tamsilan. Tuhan memaparkan tamsilan-tamsilan yang menyentuh. Namun kebanyakan mereka tetap pada hobinya, yakni durhaka, kufur, dan ingkar. "fa abaa aktsar al-nas illa kufura".
"Aba", artinya melawan, membangkang. Melawan itu bukan karena tidak mampu mentaati aturan, melainkan karena tidak mau. Ternyata melawan, membangkang itu hobi yang asyik untuk dinikmati. Anak kecil yang dilarang panjatan, malah tertarik memanjat. Meski menuai akibatnya karena jatuh, tapi hobi tidak begitu saja berhenti.
Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana
Kontra adalah cara mudah mengangkat eksistensi diri. Anak muda lebih hobi melawan aturan lalu lintas, tidak pakai helm, lampu dimatikan, sepeda motor dipreteli, tanpa spion, dan bervelg tipis. Ada hobi tersendiri dalam kekafiran ini. Ada kenikmatan tersendiri dalam mengkufuri aturan lalu lintas yang hakikatnya justru mendukung keselamatan berkendara.
Mereka tahu itu, tapi sengaja mengkufuri. Yang penting puas dulu dengan hobi kafirnya. Perkara akibat buruk itu soal nanti. Itulah gambaran orang kafir pada ayat ini. Sengaja dipapar demikian bukan karena Tuhan jengkel, melainkan untuk menghibur dan menyemangati Rasul-Nya agar selalu tegar dan tidak putus asa dalam berdakwah. Polisi lalu lintas tidak akan frustrasi menjalankan tugas, meski pelanggarnya sangat banyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News