BangsaOnline - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo mengatakan, militer Tiongkok telah menawarkan bantuan dalam misi pencarian pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata. Soelistyo pun menerima bantuan tersebut asalkan kapal milik Tiongkok memiliki sistem untuk mendeteksi keberadaan kotak hitam pesawat.
"Saya sedang menyiapkan tambahan bantuan yang ditawarkan dari Tiongkok. Kita mau menerima dengan catatan harus punya alat pencari black box," ujar Soelistyo di Kantor Basarnas, Jakarta, Minggu (4/1/2014).
Baca Juga: Tim SAR Gabungan Kediri Raya Bentuk ARC
Soelistyo mengatakan, hingga hari kedelapan pencarian, belum ada tanda-tanda ping yang dipantulkan dari kotak hitam yang disimpan di badan pesawat. Oleh karena itu, kata dia, tim pencarian membutuhkan bantuan kapal dengan sistem yang mumpuni untuk mencari kotak hitam.
"Selama ini belum tertangkap di coverage area karena terbatas. Kalau lokasinya bisa di-detect oleh sistem sonar bahwa ada benda logam, maka akan lebih mudah," kata Soelistyo.
Untuk mendeteksi keberadaan kotak hitam, tim gabungan mengerahkan lima kapal yang memiliki sistem canggih yang diposisikan di sektor prioritas. Kelima kapal itu adalah KN Baruna Jaya I, RSS Swift dan RSS Supreme dari Singapura, kapal tunda samudera Cress Onix yang berisikan tim dari Rusia, serta KN Jala Daya yang berisikan tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi.
Baca Juga: KPK Segera Perbaiki MoU dengan TNI soal Kasus Suap Basarnas
Selain itu, kata Soelistyo, KN Baruna Jaya I mendapatkan tambahan alat yang dikirimkan melalui kapal Basarnas untuk memperkuat sistemnya. Ia menambahkan, tim dari Rusia juga akan memperkuat kapal Purworejo milik Basarnas dengan dua alat sistemnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News