SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, terutama jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya langsung bergerak cepat mendengar kabar bahwa ada salah satu perempuan yang terkena cairan disinfektan hingga muncul bentol-bentol merah.
Dokter Fungsional Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soewandhie, dr Desy Hinda Pramita Sp.KK memastikan sudah menemui langsung pasien bernisial ‘In’ untuk dilakukan pemeriksaan dan anamnesis (mencari riwayat pasien). Hasilnya dipastikan, pasien itu terkena herpes zozter thorakalis yang penyebabnya bukan lah karena cairan disinfektan.
Baca Juga: Warga Mulyorejo Digegerkan Janda Bersimbah Darah, Diduga Hendak Bunuh Diri
“Itu tidak ada hubungannya antara herpes zozter thorakalis dan terkena cairan disinfektan. Jadi kebetulan munculnya penyakit itu hampir bersamaan dengan pasien terkena cairan disinfektan,” kata Desi, Senin (4/5).
Menurut Desi, saat pasien diperiksa, dilakukan diagnosa pembanding, yakni dermatitis kontak. Artinya, jika memang pasien yang bersangkutan terkena disinfektan di tubuhnya, lantas mengapa yang bentol-bentol hanya di bahu bagian kirinya?
Tentunya, hal itu menjadi aneh. Oleh karena itu, ia yakin bahwa penyakit tersebut bukanlah karena cairan disinfektan, melainkan karena virus. Terlebih lagi pasien itu sedang mengalami penurunan daya tahan tubuh.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
“Nah, herpes zozter itukan menyerang saraf. Gambarnya itu pas sekali dengan herpes sesuai dengan sarafnya. Muncul plenting-plenting segerombol itu yang terdapat pada penyakit herpes zozter thorakalis,” tegas dia.
Sebenarnya saat memeriksa pasien, Desi berulang kali memaparkan bahwa timbulnya herpes zozter thorakalis ini bukan karena cairan disinfektan. Hanya saja, jika dilihat dari riwayat penyakit ini, mulai timbul hampir bersamaan dengan pasien terkena cairan. Padahal sebelumnya pasien ini lebih dahulu mengalami gejala seperti meriang dan panas dingin.
“Sudah saya terangkan kepada ibuknya (pasien) ini adalah bersamaan. Sebenarnya ibu ini sudah ada gejala tidak enak badan untuk mau jadi herpes. Kebetulan pada saat itu, kok ya kecipratan disinfektan. Tapi disinfektan ini bukan menyebabkan herpes lho. Tidak, tidak ada hubungannya,” urainya.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Bahkan, sehari sebelum Puskesmas Rangkah menjemput pasien dan membawanya ke RSUD dr. Soewandhie untuk diperiksa, pasien berusia 60 tahun itu sudah mendapat penanganan pertama dari tim gerak cepat (TGC) dengan memberikan resep obat anti virus dan vitamin.
“Pasien bilang semalam sudah mulai enak tidurnya. Bersih dan nyaman tidak merasakan perih karena obat,” tegasnya.
Selanjutnya, Desi memastikan bahwa setelah pemeriksaan dan pemberian obat anti nyeri dan vitamin itu diberikan, pasien bisa kembali melakukan kontrol minggu depan. “Saya sudah sampaikan minggu depan jadwalnya kontrol kembali. Jadi, sekali lagi murni bukan karena disinfektan,” pungkasnya. (ian/rev)
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News