Asrama Haji Sukolilo Siap Digunakan sebagai Ruang Isolasi Alternatif

Asrama Haji Sukolilo Siap Digunakan sebagai Ruang Isolasi Alternatif Sugianto sedang menunjukkan kamar yang akan dipakai untuk isolasi keluarga pasien yang terpapar Covid-19. foto: YUDI A/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Embarkasi Surabaya (AHES) Sukolilo menyiapkan kamar untuk ruang isolasi alternatif bagi pasien terpapar virus Corona (. Hal ini diungkapkan Kepala UPT Embarkasi Surabaya (AHES) Sukolilo, Sugianto.

Menurutnya, penyiapan kamar ini sebagai bentuk dukungan kepada Pemkot Surabaya terhadap upaya penanganan .

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19, Kepala Dinkes Jember Imbau Lansia Tidak Keluar Kota

“Kami sudah menyiapkan dua gedung yang bersebelahan tapi, ada jarak pembatasnya. Masing-masing berkapasitas 24 kamar dua lantai, jadi total dua gedung itu ada 48 kamar,” kata Sugianto saat ditemui di Sukolilo Surabaya, Selasa (13/5).

Ia menjelaskan, jika nantinya kebutuhan kamar di dinilai kurang, pihaknya memastikan telah menyiapkan opsi gedung lain yang berjauhan, namun masih di area asrama.

“Kami sudah mengantisipasi, ada opsi (gedung) yang berjauhan tapi masih di . Kami juga dibantu ibu wali kota terkait operasionalnya di dalam gedung ini, termasuk kebersihan dan keamanan,” kata pejabat yang baru dilantik menjadi kepala UPT Sukolilo pada Jumat (8/5) lalu ini.

Baca Juga: Masa Transisi Menuju Endemi, Gubernur Khofifah: Masyarakat Boleh Tak Kenakan Masker Asal Sehat

Menurut pria yang akrab disapa Pak Gik ini, pengawasan terhadap ODP yang menjalani isolasi nantinya cukup ketat. Mereka yang tinggal sementara di sana tidak boleh meninggalkan jauh area gedung dan menerapkan protokol kesehatan.

“Jadi mereka tidak boleh meninggalkan jauh dari area gedung, karena akses ke gedung ini ada pagarnya. Selain itu, mereka juga akan mendapat suplai makan 3 kali sehari," terangnya.

Ia menuturkan bahwa penggunaan Sukolilo sebagai ruang oservasi tidak mengganggu pelayanan ibadah haji. Sebab penggunaan untuk ruang isolasi sampai 10 Juni 2020. Jadi misalnya kalau sewaktu-waktu perjalanan haji dibuka kembali, maka asrama bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Baca Juga: Berangkatkan Jemaah Haji Kloter 46, Gus Muhdlor Titip Doa untuk Kebaikan Sidoarjo

"Ada batas waktu maksimal penggunaan untuk karantina ini sampai tanggal 10 Juni. Tapi saya yakin mudah-mudahan tidak sampai tanggal itu,” tuturnya.

Akan tetapi, Sugianto menandaskan bahwa yang menjalani observasi di bukanlah pasien positif atau yang sakit. Tapi mereka adalah keluarga yang terdampak. Karena itu, ia menekankan kepada masyarakat maupun pegawai di Asrama haji agar tidak perlu khawatir.

“Jadi yang dikirim di sini bukan orang positif atau sakit, tapi orang yang diisolasi di sini adalah orang yang terdampak,” tandasnya.

Baca Juga: Kemenkes Sebut Isu Hoaks Pengaruhi Capaian Imunisasi Nasional Masih Rendah

Terkait pencatutan nama Sukolilo sebagai klaster , ia menegaskan bahwa hal itu tidak benar. Terbukti Pemkot Surabaya berkenan untuk menggunakan kamar di Sukolilo sebagai ruang observasi dari keluarga pasien positif .

"Saya sangat apresiasi dan berterima kasih kepada Bu Risma, karena berencana mau menggunakan sebagai ruang observasi. Ini sebagai bukti bahwa Bu Risma percaya terhadap keamanan dan kebersihan dari virus ," tegasnya. (ian/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO