PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Kebijakan penerapan social distancing dan physical distancing yang digembar-gemborkan pemerintah selama ini dipertanyakan oleh Ketua Umum LSM Garda Pantura, Luqman Hakim. Ia menilai kebijakan tersebut kurang efektif mencegah virus Corona, karena hanya sekadar imbauan.
Terbukti, masih banyak yang tak mengindahkan imbauan pemerintah tersebut. Masyarakat masih beraktivitas seperti biasa, meski juga tidak sedikit yang mematuhi imbauan itu.
Baca Juga: Gertap Laporkan Kades ke Bawaslu, Diduga Ikut Kampanye dan Distribusikan APK Salah Satu Paslon
Ia juga menyorot kesiapan pemerintah atas penerapan social dan physical distancing. Sebab dengan adanya kebijakan tersebut, tentu berdampak pada sektor ekonomi masyarakat, karena mereka tidak bisa beraktivitas seperti biasa.
"Diam di rumah saja terpaksa menjadi pilihan. Seolah-olah sedang menunggu keajaiban, di tengah kian menipisnya isi dompet yang terkuras selama ini, ditambah seret pemasukan," cetusnya.
"Kebijakan setengah hati, physical distancing, social distancing, PSBB, atau apalah namanya, karena semua bersifat imbauan, sebatas menuntut kesadaran bersama. Ini menunjukkan seolah-olah pemerintah tidak punya kekuatan lagi menghadapi pandemi Covid-19 ini. Kenapa tidak diharuskan? Menghadapi kondisi darurat tidak cukup dengan imbauan," tegasnya.
Baca Juga: Lujeng Soroti Kredibilitas Lembaga Survei Pilkada 2024 di Kabupaten Pasuruan
Karena itu, ia berharap Plt. Wali Kota dan Bupati Pasuruan yang mempertegas kebijakan tersebut, untuk menyelamatkan kehidupan rakyat. "Mereka berdua memiliki legitimasi kuat lantaran dipilih langsung oleh rakyat," katanya.
"Rakyat tak butuh retorika berbagai teori dalam menghadapi pandemik Covid-19 ini. Rakyat butuh pemimpin yang mampu dengan upaya nyata untuk memastikan kehidupanya aman dari jangkauan virus mematikan itu," pungkasnya. (par/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News