
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan umat Islam memburu lailatul qadar lewat peningkatan ibadah. Termasuk i’tikaf.
Kapan seharusnya kita memburu lailatul qadar? Adakah tanda-tandanya? Apakah lailatul qadar itu bersifat duniawi atau ukhrawi? Inilah sejumlah pertanyaan yang diajukan BANGSAONLINE.COM kepada KH Afifuddin Muhajir, ulama fiqh yang dikenal alim.
Baca Juga: Langitan Touch, Digitalisasi Dakwah Pesantren Karya Santri Ponpes Langitan
Apa itu lailatul qadar? “Lailah (ليلة) artinya malam. Alqadr memiliki banyak penasiran. Menurut sebagian ulama bermakna تقدير (penentuan), yakni malam di mana nasib manusia ditentukan. Menurut yang lain berarti الشرف (kemuliaan), yakni malam yang penuh kemuliaan,” kata KH Afifuddin Muhajir, penulis kitab Fathu Al-Mujib Al-Qarib kepada BANGSAONLINE.COM, Rabu (20/5/2020).
Dalam ayat lain, tutur Kiai Afifuddin Muhajir - ليلة القدر disebut dengan ليلةٍ مباركةٍ yaitu malam yang penuh berkah.
Wakil Rais Syuriah PBNU itu mengatakan bahwa tafsiran firman Allah ليلة القدر خير من الف شهر, menurut sebagian ulama ialah bahwa beramal pada malam lailatul qadar lebih baik dari pada beramal selama 1.000 bulan yang tidak ada lailatul qadarnya.
Baca Juga: Unik, TPQ di Nganjuk ini Berlokasi di Masjid Sekolah Tanpa Tembok
“Ini berarti bahwa kebaikan dimaksud adalah kebaikan yang bersifat dini (agama)- ukhrawi (bukan duniawi, Red) ungkap wakil pengasuh Pondok Pesantren Salafiah Syafiiah Sukorejo Situbondo Jawa Timur itu.
Lailatul qadar, tegas Kiai Afifuddin Muhajir, merupakan saat yang dirahasiakan oleh Allah kapan waktu persisnya. “Seandainya waktunya ditentukan, umat muslim yang memburunya hanya fokus beramal pada waktu yang ditentukan itu,” kata ulama santun itu..
“Tapi yang pasti lailtul qadar terjadinya tidak keluar dari malam-malam bulan Ramadhan, khususnya sepuluh malam terakhir. Dan yang paling diharapkan pada malam-malam ganjil, yaitu malam tanggal 21, 23, 25, 27, 29,” tegas Kiai Afifuddin Muhajir.
Baca Juga: Keindahan Masjid Ridho Ilahi Wilangan: Simbol Spiritual dan Arsitektur Khas Eropa
Adakah tanda-tandanya? “Menurut sebagian ulama, salah satu tandanya, malam itu suasana sangat tenang dan keesokan harinya matahari terbit tidak begitu terang,” jelasnya. (MMA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News