KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Para petani di Kota Batu frustrasi. Akibat wabah virus Corona (Covid-19), hasil sayur mayur mereka dijadikan pakan ternak karena tidak terjual.
Kondisi tersebut membuat Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), serta Ormas Pemuda Pancasila (PP) Kota Batu prihatin. Mereka melakukan terobosan aksi sosial bertema "Gerakan Galang Dana Rp 10,000 Peduli Petani Berbagi".
Baca Juga: Kopi Asal Kota Batu Diminati Perusahaan Asal Mesir, Pesan 240 Ton untuk Tahun 2022
Menurut anggota Kadin Kota Batu, Muhamad Risky Ramdan, Hipmi, Kadin, dan Ormas PP bersama para petani serta masyarakat yang menjadi pelopor aksi gerakan galang dana Rp 10 ribu peduli petani berbagi tersebut.
“Gerakan membeli sayur kepada para petani Kota Batu ini berangkat dari beberapa permasalahan yang sedang mendera para petani sayur mayur yang ada di Kota Batu,” katanya, Minggu (31/5).
Menariknya dalam gerakan tersebut, pihaknya tidak menggunakan kantong plastik, dengan tujuan supaya ramah lingkungan. Termasuk, para mlijo yang berjualan sayur bakal mendapat jatah sayur gratis, sehingga mereka tetap bisa berjualan.
Baca Juga: Wali Kota Batu: Perkembangan UMKM Dipengaruhi Tingginya Kunjungan Wisatawan
“Artinya para mlijo itu tetap bisa beraktivitas seperti biasanya. Itu agar mereka tidak merasa terusik dengan aksi kita nantinya,” ungkapnya.
Terkait aksi tersebut, pihaknya juga akan membuat posko di kampung dan di kelurahan. "Aksi perdananya bakal digelar pada 4 Juni 2020 di seputaran Alun-Alun Kota Batu. Nantinya kami akan bagi-bagi berbagai jenis sayuran untuk warga Kota Batu maupun bagi pengguna jalan yang melintas di area itu. Sayur-sayur itu akan didapat dari hasil panen sayurannya para petani yang tidak punya nilai jual, seperti tomat, sawi, dan beberapa sayur-sayuran lainnya. Itu yang akan kita beli," paparnya.
"Daripada dibuang sia-sia tanpa guna dan akan berdampak bertambah merugi para petani, maka dengan aksi ini kami akan menggalang dana senilai Rp10 ribu, sehingga bisa membeli produk pertanian," ujarnya.
Baca Juga: Peresmian Sahabat UMKM Warnai HUT ke-2 Koperasi Produsen Anugerah D’Miya Batu
"Kami berharap dengan aksi ini bisa memantik reaksi rekan-rekan yang peduli serta banyak donasi. Donasi itu akan kita belikan produk pertanian yang tidak laku jual dan akan kita bagi-bagikan untuk program ketahanan pangan yang ada di Kota Batu di setiap kampung," terangnya.
Gerakan Hipmi, Kadin, dan PP ini akan menjadi pelopor untuk mengembangkan pertanian yang ada di desa dengan menggandeng gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan para juragan yang ada di petani, khususnya petani-petani milenial di Kota Wisata Batu
“Tujuan dari program ini, dimulai dari penggalangan dana seluruh elemen masyarakat yang mau terlibat. Penggalangan dana dari masyarakat, pengusaha, komunitas, PNS dan karyawan BUMN maupun BUMD di Kota Batu,” katanya.
Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Karyawan New Samba Karaoke 'Alih Profesi' Jadi Tukang Cuci Motor dan Dagang Degan
Dengan jumlah 6.000 PNS ditambah para pekerja sektor publik lainnya, ia optimis donasi yang akan terkumpul nantinya bisa lebih dari Rp 60.000.000. Hasil donasi inilah yang akan digunakan untuk membeli produk pertanian sayur para petani di Kota Batu.
“Semua itu untuk meminimalisir kerugian petani sayur di Kota Batu,” harapnya.
Rizky berharap semua pihak bisa terlibat dalam open donasi online yang tersedia. Baik para petani, atau donatur yang ingin berbagi melalui Bank Mandiri a.n Andik Kurniawan: 1440015470252, Bank BCA a.n Afif Kurniawan 0190664929, serta Bank BRI a.n Suhartin 637501016911535.
Baca Juga: Daging Naik, Harga Kebutuhan Pokok di Kota Batu Stabil
Sementara itu, anggota Gapoktan Mitra Sejati Kota Batu, Chun mengapresiasi gerakan Hipmi, Kadin, dan PP. “Saya sebagai anggota Gapoktan sangat salut dan mengapresiasi dengan gerakan mereka yang mau menolong petani yang hasil panen sayurnya sedang kolaps,” katanya.
Menurutnya, harga sayur mayur mengalami penurunan sejak adanya wabah Covid-19. “Harganya juga tidak stabil dan daya jualnya juga mengalami penurunan. Ada yang sebagian laku, serta sebagian juga ada yang tidak laku jual. Karena adanya Covid-19 ini, kemungkinan tengkulaknya sudah tidak bisa mengirim ke mana-mana,” terangnya.
Bahkan, saat ini banyak petani yang menjadikan hasil panen sayurannya sebagai pakan ternak. Itu semua terjadi karena pemerintah daerah tidak pernah mencarikan terobosan pemasarannya.
Baca Juga: Jelang Nataru, Kapolres Batu Monitoring Harga Sembako
"Pemerintah Kota Batu sudah banyak membantu para Gapoktan, tapi hanya untuk perawatan dan pupuk, serta obat-obatan saja. Sedangkan jika para petani merasa kebingungan pada saat panen tiba, pemerintah tidak pernah ikut andil. Terutama memikirkan pemasarannya," ucapnya
"Dulu pernah ada wacana katanya mau membuat koperasi kota dan sebagainya. Rencana itu diharapkan bisa menampung hasil sayur-sayuran itu semua. Tapi sampai saat ini tidak ada realisasinya dan hanya sekadar wacana saja," pungkasnya. (asa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News