SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Presiden Joko Widodo telah mencanangkan penerapan New Normal atau tatanan hidup baru kepada rakyat Indonesia, di tengah pandemi Covid-19. Namun wacana penerapan New Normal masih menjadi polemik di tengah masyarakat. Sebab, ada yang setuju dan tidak setuju dengan penerapan New Normal.
Lia Istifhama, aktivis sosial asal Surabaya mengaku menjadi bagian yang setuju dengan penerapan New Normal. Perempuan yang akrab disapa Ning Lia itu mendukung penerapan New Normal oleh masyarakat.
Baca Juga: DPRD Minta Pemprov Segera Respons Masuknya Omicron ke Jatim
"Hidup itu harus optimis, bahwa setelah situasi sulit, ada situasi di mana kita bisa bernapas lega. Terpenting saat ini, kita harus bisa beradaptasi dengan keadaan," ujar kandidat calon kepala daerah yang masih bertahan dalam bursa Pilwali Surabaya itu, Kamis (4/6).
Ibu dua anak tersebut juga menjelaskan alasannya mendukung pemerintah yang bersiap memasuki tahap new normal. Ia melihat Pemprov Jatim terlihat sekali semangatnya untuk mendorong semua memasuki fase new normal.
Menurutnya, ini adalah semangat yang sangat bagus dan seharusnya mendorong masyarakat untuk optimis menghadapi pandemi Covid-19 ini.
Baca Juga: Dua Minggu PPKM Level 1, Uji Coba New Normal di Kota Blitar Dinilai Sukses
"Siapa pun tidak ingin sakit, dan saya kira siapa pun ingin sekali beraktivitas secara normal lagi. Jadi, apa masih ada alasan kita untuk menolak fase tersebut? Yang penting, jika tren perkembangan pasien Covid sudah menurun dan sudah banyak pasien yang sembuh. Saya kira tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan jika satu saat new normal memang harus kita lalui. Keinginan baik janganlah dicari celah salahnya," ujar Lia.
Ketua Perempuan Tani HKTI Jatim ini menilai ketika new normal dikaitkan situasi politik, seperti apakah Pilkada Surabaya benar-benar akan siap dilangsungkan pada 2020, putri almarhum KH Masykur Hasyim tersebut menyampaikan jawaban normatif.
"Alhamdulillah, saya sejak awal proses, selalu bersama keluarga, sahabat, dan relawan yang memberikan support. Saya tidak melihat ada yang kendor dalam proses Pilwali ini," tutur pengurus Fatayat NU Jatim tersebut.
Baca Juga: Petugas Gabungan Gencarkan Operasi Yustisi di Masa Uji Coba New Normal Kota Blitar
Lia mengungkapkan, sampai saat ini, semangat gas pol masih terlihat dari pendukungnya. Aksi sosial turun ke masyarakat masih setiap hari dilakukan relawan. Ini semua menunjukkan bahwa pihaknya siap bertarung.
"Motto kami jelas, orang kalau sudah niat berjuang, maka prinsipnya harus teguh. Sekali layar terkembang, pantang mundur ke belakang. Soal rekom, wallahu a'lam karena kami semua bukan ketua umum partai manapun. Tapi yang jelas kami disini satu tujuan, ingin menjadi figur yang disayangi masyarakat," pungkas perempuan berhijab ini. (mdr/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News