SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Bakal calon bupati (Bacabup) Sidoarjo Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengusulkan Pasar Krembung direvitalisasi. Namun syaratnya, tidak mengganggu operasional pasar dan tidak membebani para pedagang. Itu disampaikan BHS saat mengunjungi Pasar Krembung, di desa/kecamatan Krembung, Sabtu (6/6).
Kata BHS, ada sekitar 300 pedagang yang beraktivitas di Pasar Krembung. Pengunjungnya lebih dari 1.500 orang per hari. Dengan kondisi itu, BHS menilai sudah seharusnya Pasar Krembung direvitalisasi agar memenuhi standar yang ada. Namun revitalisasi diharapkan tidak mengganggu operasional pasar dan membuat sewa stan menjadi mahal. "Jangan sampai membebani pedagang," tandasnya.
Baca Juga: Ke Pasar Jumat Legi, Khofifah Naik Delman Borong Jajanan Mochi hinggal Cenil Kreasi Warga Lokal
Politikus Partai Gerindra ini menyatakan aktivitas Pasar Krembung telah berkontribusi secara ekonomi cukup besar bagi warga di Kecamatan Krembung dan sekitarnya. Sehingga, pasar ini seharusnya menjadi pasar yang nyaman untuk berbelanja dan berjualan.
Saat mengunjungi Pasar Krembung tersebut, BHS juga menemukan minimnya fasilitas untuk mencegah dan menangani kebakaran. Seperti di beberapa pasar lainnya di Sidoarjo, tabung pemadam kebakaran sudah ada yang kedaluwarsa selama tiga tahun.
"Kalau sudah 3 tahun expired, tabungnya sudah tidak berfungsi. Semestinya setahun sudah diservis," kata mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.
Baca Juga: Terpilih Aklamasi, Zakaria Dimas Nahkoda Baru Hipmi Sidoarjo
Di sisi lain, di wilayah Krembung tidak ada posko mobil pemadam kebakaran, adanya di wilayah Porong yang jarak tempuhnya sekitar 15 menit. Kata BHS, jarak posko pemadam dengan Pasar Krembung harusnya bisa lebih dekat lagi, sehingga jarak tempuhnya bisa 10 sampai 5 menit. "Kalau diamanahi sebagai bupati Sidoarjo, saya akan lengkapi ini (posko pemadam kebakaran)," ungkap alumni ITS Surabaya ini.
Saat mengunjungi Pasar Krembung ini, BHS yang didampingi istri dan timnya ini, mendapatkan keluhan dari sejumlah pedagang karena penghasilannya menurun akibat pandemi Covid-19. Salah satunya Umi Sairotin, yang berjualan cecek kulit sapi. Sejak sebelum bulan Ramadan lalu, penjualannya menurun hingga 50 persen.
"Dulu 20 kilo sehari habis terjual. Sekarang separuh hari, 10 kilo kadang nggak habis," ungkap pedagang yang sudah 16 tahun berjualan di Pasar Krembung.
Baca Juga: Satgas Pangan Polresta Sidoarjo Tinjau Harga Beras di Pasar Larangan
Selain itu, beberapa pedagang juga sambat jika kini barang dagangan yang dikulak, menjadi mahal. Padahal barang dagangan yang dikulak itu termasuk 11 komoditas yang ketersediannya harus dijamin pemerintah.
Berdasarkan informasi pedagang, kata BHS, saat ini harga daging ayam per kilo Rp 38 ribu. Sebelumnya harganya Rp 26 ribu. "Pemerintah daerah harusnya ikut mengingatkan suplier sehingga jualan di sini (Sidoarjo) bisa murah," pinta BHS. (sta/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News