SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kedungturi Turi Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, patut mendapat apresiasi. Bagaimana tidak, salah satu hasil usahanya berupa tas kain berhasil menembus pangsa pasar hotel-hotel di Bali.
BUMDes yang memiliki beberapa usaha tersebut juga terbukti mampu mensejahterakan warga desa setempat. Bagaimana tidak, sekelas BUMDes saja asetnya sudah mencapai Rp17 miliar.
Baca Juga: Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, Halim Iskandar Tekankan Pancasila sebagai Fondasi Utama Pembangunan
"BUMDes ini tahun 2022 lalu telah menyalurkan kredit permodalan senilai Rp 2 miliar lewat usaha simpan pinjam," kata Ketua BUMdes Kedungturi Zainul Milahi melalui keterangan tertulis, Senin (27/2/2023).
Menurutnya, tercatat sudah ada 3.500 warga desa yang menjadi nasabah Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) Sumber Rejeki. Jumlah nasabah sebanyak itu membuktikan bahwa UED-SP Sumber Rejeki sudah dipercaya oleh warga desa.
Adapun selain memproduksi tas, BUMDes tersebut juga memiliki empat usaha lain, yaitu simpan pinjam, perdagangan, toko, dan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).
Baca Juga: Batu Shining Orchid Week 2024, Bikin Kota Batu Jadi Perhatian Pecinta Anggrek Tanah Air
Dari lima usaha tersebut, sudah 49 warga desa yang diserap menjadi tenaga kerja. Jumlah itu menjadi yang tertinggi di antara BUMDes se-Kabupaten Sidoarjo.
Khusus untuk produksi tas saja, ada 21 penjahit yang dipekerjakan. Mereka menyulap kain-kain yang tidak terpakai menjadi tas kain. Untuk pemasaran, tas tersebut sudah tembus ke di kawasan wisata Bali, khususnya hotel-hotel.
"Kalau di sini mungkin tidak laku, tapi di Bali tas itu laku dijual Rp 50 ribu per biji," kata Emil, sapaan karib Zainul Milahi.
Baca Juga: KPK Geledah Rumah Dinas Abdul Halim Iskandar
Keberadaan BUMDes Kedungturi ini mendapat apresiasi dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar. Karena terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui beberapa bidang usahanya.
Namun, Halim Iskandar menyarankan agar BUMDes juga bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal itu diperlukan untuk menjamin keamanan uang nasabah, yang disimpan di usaha simpan pinjam.
"Kalau bisa minta dukungan atau pendampingan dari OJK, supaya safety-nya jelas dijamin pemerintah," ungkap Abdul Halim Iskandar saat meninjau BUMDes Kedungturi, Sabtu (25/2/2023) lalu. (sta/rev)
Baca Juga: RA Summit 2024, Perkuat Sinergi dan Kolaborasi demi Perjalanan Reforma Agraria di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News