SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Setelah beberapa minggu ini sudah melakukan tugasnya menggelar tes swab di Surabaya, kini tiba saatnya Mobil Laboratorium PCR dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) harus berpamitan. Karena, dua unit Mobil BNPB ini harus melanjutkan tugasnya berkeliling ke daerah lain di Indonesia.
Sebelum meninggalkan Kota Pahlawan, para Petugas Mobil Laboratorium PCR itu menemui Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang sedang berada di Dapur Umum Balai Kota Surabaya untuk berpamitan, Selasa (17/6/2020).
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
Tak dapat dipungkiri, meski raut wajah Wali Kota Risma agak bersedih, namun tak lupa ia mengucapkan terima kasih karena sudah membantu warga Kota Surabaya dalam menangani Covid-19.
“Terima kasih Mas-Mas dan Mbak-Mbak sudah melayani masyarakat Surabaya selama beberapa minggu ini. Matur nuwun (terima kasih),” kata Risma.
Selain itu, Risma juga menyampaikan permohonan maaf jika selama berada di Surabaya terdapat hal yang kurang berkenan. Bahkan, berulang kali Presiden UCLG Aspac ini berterima kasih kepada satu per satu dari mereka.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
"Maaf jika selama di sini (Surabaya) ada yang kurang berkenan. Sekali lagi terima kasih," ujarnya.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini kemudian memberikan beragam kenang-kenangan cinderamata kepada mereka. Mulai dari patung lampu hias ikon Suroboyo, hingga kain batik buatan UMKM Dolly.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
“Kalian kalau pernah dengar Dolly, ya ini hasil karyanya sekarang,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapten Mobil laboratorium PCR BNPB, Sandi Nugroho mengungkapkan, selama berada di Surabaya ini bakal menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Apalagi masyarakat di Kota Pahlawan orangnya ramah-ramah.
"Orangnya ramah dan menyenangkan. Banyak cerita lucu dan menarik di sini," ungkap Sandi.
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
Ia menuturkan bahwa Mobil Laboratorium PCR dari BNPB ini fokus pada tes swab untuk masyarakat. Sejak awal dioperasikan hingga Selasa (16/6/2020), mobil ini telah melakukan pemeriksaan swab sekitar 5.000 orang.
“Untuk kategori usianya beragam. Ada yang anak kecil sampai usia lanjut,” tuturnya.
Sandi juga menceritakan antusias warga yang tinggi dalam mengikuti tes swab. Selama beberapa minggu di Surabaya, jumlah pasien yang dites sudah ribuan. Seperti misalnya yang sebelumnya dilakukan di Gelora Pancasila dan Hotel Asrama Haji.
Baca Juga: Hearing Lanjutan soal RHU dan Efek Pengendara Mabuk, DPRD Surabaya Soroti SOP, Perizinan, dan Pajak
"Antusias warga Surabaya cukup tinggi angkanya. Hanya ada satu dua orang yang akhirnya tidak jadi swab setelah registrasi," ungkapnya.
Sandi menyebut, dalam satu Mobil Laboratorium PCR itu terdapat 6 orang yang mengendalikan. Enam orang tersebut masing-masing punya tugas dan fungsi. Mereka terdiri dari kapten, asisten kapten, swaber, ekstracen, analis, dan petugas maintenance.
“Jadi, setelah dari swaber kan perlu diekstrak dahulu, setelah itu ada dari analis. Analis itu yang berfungsi untuk memasukkan hasil dari spesimen ini ke dalam mesin dan dia menganalisis hasilnya,” pungkasnya. (ian/zar)
Baca Juga: Terpengaruh Medsos, Siswi SMK di Surabaya Kabur dari Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News