Tanya-Jawab Islam: Apa itu Penyakit "Wahn" (Cinta Dunia)?

Tanya-Jawab Islam: Apa itu Penyakit "Wahn" (Cinta Dunia)? Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said, M.A.

Cinta dunia tidak menjadi tercela jika dunia itu digunakan sebagai amal dan lahan mencari pahala. Dua orang yang boleh diiri dan diikuti, yaitu (1) orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya serta mengajarkannya. Artinya ilmunya itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. (2) orang yang memiliki harta dan ia dapat menginfakkan hartanya di jalan Allah. Artinya juga bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Maka, cinta dunia sekadarnya dan membela dunia yang menjadi milik kita itu boleh dan dibela oleh hukum fiqih dalam syariat Islam.

Yang tidak boleh adalah ia terlalu cinta dunia, ia menganggap dunia (termasuk harta, anak, keluarga, jabatan, dan karir) inilah yang menyelamatkan dan membuat dia bahagia. Padahal hakikatnya semua itu adalah perantara untuk bisa digunakan beramal.

Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia. Zuhud itu boleh memiliki dunia (harta) yang banyak, pangkat yang tinggi, tetapi hatinya tidak bergantung kepada itu semua, tapi bergantung kepada Allah. Ia meyakini bahwa semua itu datangnya dari Allah. Dan sikap zuhud itu memang ya harus punya harta, kalau tidak punya harta ia akan zuhud dari apa, kan tidak punya harta. Harta yang menempel di badan juga bisa digunakan untuk bersikap zuhud.

Biasanya orang yang terlalu cinta dunia ini selalu diiringi dengan sangat takut mati. Sebab ia masih berkeyakinan bahwa keberhasilannya adalah atas dasar usahanya sendiri, bukan karena rahmat (kasih sayang) Allah.

Maka, menjawab pertanyaan Saudara yang pertama, iya benar kaum Muslim harus tetap bersyukur dan bersabar dalam menjalani segala kehidupannya. Jika ia mendapatkan kebaikan bersyukur, jika ia mendapatkan ujian ia bersabar. Selama ia bersyahadat dan tidak murtad (keluar dari Islam) ia tetap umat Rasul, walaupun banyak maksiatnya.

Kedua, tidak semua kaum Muslim terkena penyakit wahn, hanya sebagian saja. Tanda dia masih umat Rasul adalah bersyahadat dan tidak murtad.

Ketiga, arti dari cinta dunia adalah terlalu mengandalkan dunia; harta, keluarga, anak, pangkat, karir, jabatan, dan lainnya dalam kehidupannya. Sejatinya manusia hanya berusaha, Allah-lah yang menentukan. Adapun dunia di akhir zaman itu rusak dan banyak yang kotor itu dalam bahasa Al-quran disebut dengan al-fasad (kerusakan), yang itu memiliki pembahasannya sendiri, bukan itu yang dimaksud.

Keempat, yang dimaksud terlalu takut mati adalah sangat takut, karena dia akan meninggalkan dunia yang telah dikumpulkannya, meninggalkan karir yang telah dirintisnya. Adapun nekat tanpa perhitungan itu di dalam Islam dianggap bunuh diri. Andaikan kita dalam kondisi berperang pun harus ada perencanaan yang baik dan matang agar kita menang. Kok masih terbunuh juga, itulah yang dinamakan mati syahid. Mempertahankan diri tetap hidup itu yang benar. Kita harus takut mati, agar tetap bisa beribadah dan berjuang. Yang tidak boleh adalah terlalu takut mati. Semoga jawaban sedikit ini bisa memberikan pencerahan. Amin. Wallahu a’lam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO