BANGSAONLINE.com – Belum lagi pandemi virus corona berakhir, dan Indonesia hendak menerapkan kelaziman baru, lha kok si virus yang ditakuti seluruh dunia ini, telah bermutasi, menjadi mahluk yang lebih ganas, kianmudah menular, dan lebih mematikan.
Astghfirullah.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19, Kepala Dinkes Jember Imbau Lansia Tidak Keluar Kota
Para peneliti dari Los Alamos National Laboratory, Duke University dan University of Sheffield telah menemukan varian baru yang disebut 'D614G', dan ini adalah hasil mutasi dari coronavirus yang paling umum.
Padahal, pandemi virus corona telah menjangkiti 10,6 juta penduduk bumi, dan peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar dari kasus-kasus itu disebabkan oleh jenis infeksi virus yang lebih baru.
Varian ini mencakup perubahan kecil namun efektif pada protein di permukaan virus, sehingga lebih mudah masuk dan menginfeksi sel manusia.
Baca Juga: Masa Transisi Menuju Endemi, Gubernur Khofifah: Masyarakat Boleh Tak Kenakan Masker Asal Sehat
Dr Thushan de Silva, Dosen Klinis Senior untuk Penyakit Menular di Universitas Sheffield, mengatakan: "Kami telah mengurutkan galur SARS-CoV-2 di Sheffield, sejak awal pandemi dan kami menemukan, menjadi dominan dalam strain yang beredar. Studi peer-review penuh yang diterbitkan hari ini mengkonfirmasi hal ini, dan juga bahwa varian mutasi genom D614G baru juga lebih menular dalam kondisi laboratorium".
“Data yang disediakan oleh tim kami di Sheffield memberi kesan bahwa jenis baru itu dikaitkan dengan viral load yang lebih tinggi di saluran pernapasan dari pada Covid-19, yang berarti kemampuan virus untuk menginfeksi lebih ganas.”
Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisis data viral dari seluruh dunia melalui basis data GISAID. Basis data mencakup puluhan ribu rangkaian virus, yang memungkinkan para peneliti memperkirakan bagaimana virus itu berperilaku di seluruh dunia.
Baca Juga: Kemenkes Sebut Isu Hoaks Pengaruhi Capaian Imunisasi Nasional Masih Rendah
Dr Bette Korber, dari Los Alamos National Laboratory, mengatakan: "Adalah mungkin untuk melacak evolusi SARS-CoV-2 (Covid-19) secara global karena para peneliti di seluruh dunia dengan cepat membuat data urutan viral mereka tersedia melalui database urutan virus GISAID. Saat ini puluhan ribu sekuens tersedia melalui proyek ini, dan ini memungkinkan kami untuk mengidentifikasi kemunculan varian baru yang dengan cepat menjadi bentuk yang dominan secara global."
Untungnya, walaupun jenis baru ini lebih menular, para peneliti tidak percaya bahwa itu menyebabkan penyakit yang lebih parah. Dr de Silva menambahkan: "Untungnya pada tahap ini, sepertinya virus dengan D614G tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah."
Akankah kita tetap tidak tertib dalam penerapan social distancing?
Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Gubernur Khofifah: Segera Vaksinasi Booster dan Tetap Prokes saat Berlibur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News