SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Christfian, Chef Surabaya Suite hotel memberikan tips positif, berbagi pengalaman untuk bisa menikmati kuliner yang sehat dan baik bagi tubuh jika dikonsumsi.
Chef yang sudah 32 tahun bergelut di dunia kulineri dan sudah melanglang ke segala penjuru hotel resto baik luar dan dalam negeri ini, menjelaskan, saat ini banyak yang tidak mengetahui makanan yang seolah terlihat enak dengan estetika yang terlihat 'wah', tapi justru menimbulkan penyakit dan tidak baik untuk kesehatan tubuh jika dikonsumsi.
Baca Juga: Resep Wedang Saraba, Minuman Khas Makassar untuk Penghangat Tubuh
"Dari perspektif saya sebagai tanggung jawab dari profesi juru masak, bagaimana mengemas makanan itu bisa bermanfaat bagi yang menikmati. Manfaat itu bisa untuk kesehatan, lifestyle, dan tidak hanya sekedar dikonsumsi," terangnya.
Menurut Christfian, mengolah sebuah kuliner tidak hanya sekadar mengolah dan meracik lalu menghidangkan begitu saja. Melainkan juga harus tahu kemanfaatannya yang baik untuk kesehatan tubuh.
Nenek moyang kita dulu, tambah Christfian, membuat, mengolah, dan meracik kuliner atau makanan yang akan dihidangkan tidak hanya sekadar dikemas. Tapi ada manfaat yang terkandung dalam kuliner tersebut. Komposisi bahan yang seimbang agar kuliner atau makanan itu terjaga dari cita rasa, estetika, dan kesehatannya. Tidak sekadar penyajiannya indah tapi nilai sehatnya tidak ada.
Baca Juga: Coffee Toffee Taman Apsari Kembali Berkibar Kolaborasi dengan Holycow
"Untuk apa kuliner yang dihidangkan dengan estetika yang indah, dikasih ini itu, tapi kalau ternyata justru kuliner atau makanan itu membawa zat racun yang merugikan tubuh. Contoh sederhana, mengapa soto harus dikasi bawang goreng, dikasi seledri? Itu ada artinya, karena soto dianggap mengandung kolesterol dan bisa darah tinggi. Ada bawang dan seledri sebagai penawarnya," ulasnya kepada bangsaonline.com, Minggu (23/8/2020).
"Percuma saja jika bahannya mahal, estetika bagus, tapi kalau tidak sehat untuk tubuh jika dikonsumsi buat apa?," kata Christfian.
"Setiap kandungan makanan itu berbeda-beda dan mempunyai karakter masing-masing. Kuliner atau makanan bisa menjadi enak, tapi bisa juga menjadi racun. Ada beberapa makanan yang memang tidak bisa disatukan. Contoh, zat gas dicampur pedas kayak kobis dikasi panas, memantik perut jadi kembung dan menimbulkan maag," imbuhnya.
Baca Juga: Pemprov Jatim Gelar Nobar Semifinal Piala Asia, Pj Adhy Puji Perkembangan Timnas U-23
"Gulai kambing misalnya, kenapa aromanya sangat menyengat? Karena kolesterolnya tinggi. Makanya di situ ada yang namanya kunyit, kapulaga, ada kayu manis, dan semua bahan itu untuk menyeimbangkan aroma dan karakter agar kolesterolnya ditekan," urainya.
"Art of Cooking tidak hanya untuk menghias, atau membuat food plating yang bagus, art of cooking itu harus tahu menyeimbangkan antara racikan bumbu dan bahan-bahan itu menjadi makanan selain indah, tapi juga baik untuk kesehatan tubuh. Saat ini jarang juru masak yang mementingkan kemanfaatan bahan yang sehat dan lebih mementingkan pada keindahan kulinernya saja," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News