Kiai Kultural Jawa Timur Minta RR Turun Tangan Pulihkan Ekonomi Nasional

Kiai Kultural Jawa Timur Minta RR Turun Tangan Pulihkan Ekonomi Nasional Webinar Ngopi RR Edisi-4 - Membangkitkan Ekonomi Pesantren di Tengah Pandemi Corona, Keniscayaan atau Ilusi? foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sejumlah kiai kultural asal Jawa Timur yang dimotori KH Agus Solachul Aam Wahib Wahab yang akrab dipanggil Gus Aam meminta ekonom senior (RR) turun tangan pulihkan ekonomi nasional yang terpuruk, salah satunya karena dampak pandemi Covid-19. Ia khawatir kalau kondisi ini tidak segera dibenahi bisa menyebabkan resesi ekonomi.

Gus Aam mengungkapkan kesulitan ekonomi saat ini terasa sampai ke bawah, termasuk yang dirasakan para pengasuh pondok pesantren. Sebab, berbulan-bulan mereka menghentikan kegiatan belajar-mengajar. Bahkan sampai hari ini, masih ada pesantren yang tutup. 

Baca Juga: Rizal Ramli Sebut Putusan MK Buka Peluang untuk Gibran

Tentu kondisi itu juga berdampak pada masyarakat di lingkungan pesantren. Sebab, selama ini roda ekonomi mereka bergerak karena keberadaan pesantren.

"Pak punya pengalaman 20 tahun lalu. Saat itu ekonomi terpuruk imbas krisis moneter. Namun kondisi saat itu berhasil diatasi oleh beliau. Bahkan perekonomian yang minus 3 persen bisa diubah menjadi tumbuh 4 persen hingga akhirnya tumbuh 7 persen sampai sebelum Gus Dur dilengserkan," ujar Gus Aam dalam acara webinar Ngopi RR Edisi-4 - Membangkitkan Ekonomi Pesantren di Tengah Pandemi Corona, Keniscayaan atau Ilusi? Senin (24/8/2020).

Gus Aam yakin tak sekadar mampu membangkitkan ekonomi pesantren, tapi sekaligus ekonomi nasional. Karena itu, ia bersama para kiai kultural yang tergabung dalam Komite Khittah NU 1926 atau KKNU 1926 mendukung RR sebagai pemimpin nasional yang akan datang.

Baca Juga: Bukan Anies Baswedan, Antitesis Jokowi ialah Rizal Ramli

Ia menilai RR sebagai figur yang cerdas dan berani. Kriteria pemimpin itu yang dibutuhkan untuk membawa bangsa ini menuju adil dan makmur. Gus Aam mencontohkan ide cemerlang RR menyatukan seluruh bank syariah milik pemerintah agar asetnya bisa bertambah besar sehingga bisa bersaing dengan bank umum milik swasta.

" itu cerdas dan berani. Kepeduliannya pada Nahdliyin juga sudah terbukti. Ini pemimpin nasional yang dibutuhkan saat ini dan untuk masa depan," imbuh cucu pendiri NU, KH Wahab Chasbullah ini.

Sementara itu, tokoh nasional bisa memahami kegelisahan para kiai dan pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur dan daerah lainnya. Sebab, tak bisa dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan dampak di semua lini kehidupan termasuk di instansi pendidikan. 

Baca Juga: Silaturahim dengan Abuya Muhtadi, Rizal Ramli Didoakan Memimpin Indonesia

"Di mana pola kerja dan belajar yang membuat kita dipaksa terbiasa dengan pola virtual. Dan sudah hampir enam bulan lembaga pendidikan di Indonesia termasuk pesantren telah menutup rapat ruang-ruang kelas fisiknya," terangnya.

Padahal, lanjut Rizal, pesantren merupakan lembaga pendidikan dan dakwah yang telah ada sejak ratusan tahun lalu di Indonesia, sebelum republik ini berdiri. Pesantren juga merupakan salah satu kontributor penyumbang pendapatan ekonomi daerah melalui industri kreatif, koperasi, dan UKM. Saat ini, jumlahnya mencapai 25.938 pesantren, angka yang begitu masif dan besar pengaruhnya di tengah masyarakat.

"Potensi pesantren dengan koperasi dan usaha kreatifnya luar biasa, ada yang mampu berdiri dan maju seperti Sidogiri. Namun banyak yang harus mendapatkan stimulus dan pendampingan. Di sini peran negara seharusnya hadir. Apalagi di tengah pandemi seperti saat ini," bebernya.

Baca Juga: Rizal Ramli: Waktu dan Pikiran Khofifah Didedikasikan untuk Rakyat Jawa Timur

"Sejatinya republik ini punya hutang budi pada pondok pesantren. Karena dari sini lah lahir para pahlawan dan pejuang kemerdekaan," pungkas pria yang di Jawa Timur akrab disapa Gus Romli tersebut. (mdr/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO