BangsaOnline - Klaim Pemprov Jawa Timur sebagai provinsi yang telah mencapai swasembada daging patut dipertanyakan. Pasalnya saat ini, justru Jatim mengalami krisis sapi potong. Ini berimbas naiknya harga daging di pasaran. Fakta itu disampaikan Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatimm, Muthowif.
Menurut pria yang juga aktivis GP Ansor Surabaya ini, para jagal mengeluh karena saat ini Jatim kekurangan sapi potong. Bahkan, agar tetap bisa potong, para jagal di beberapa Rumah Potong Hewan (RPH) mendatangkan sapi potong dari Jateng dan Bali.
Baca Juga: Reses, Ketua DPRD Jatim Serap Aspirasi Masyarakat di Griya Bakti Prapen Indah
"Yang jelas di Penggemukan (feedlot) tidak ada stok sapi siap potong. Kalau yang sapi dari Probolinggo sejak Jum'at pekan lalu stoknya habis. Bahkan sapi dari Malang sudah habis satu bulan lalu. Kalau di penggemukan hanya skala kecil. Harganya Rp44,000,- per kg. Kalaupun ada kenaikan berkisar antara Rp2,000 sampai dengan Rp3,000,- perkilogram," terang Muthowif, kemarin.
Muthowif berharap Pemprov Jatim segera memenuhi kebutuhan sapi potong di RPH. Pasalnya kondisi itu berimbas ke perekonomian para jagal. "Kalau tidak motong, tentunya kami tidak memiliki penghasilan," terangnya.
Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Jatim dari fraksi PAN, Zainul Lutfi mengatakan, kelangkaan sapi potong di Jatim saat ini tentunya jadi masukan untuk Pemprov untuk dilakukan evaluasi, khususnya seluruh kebijakan Dinas Peternakan (Disnak).
Baca Juga: Ketua DPRD Jatim Pimpin Upacara Hari Pahlawan 2024 di TMP Sepuluh Nopember 1945
"Kebijakan larangan mendatangkan sapi impor harus diaudit lagi. Mengingat kebutuhan sapi potong di Jatim saat ini mencapai 600 ribuan. Sedangkan kemampuan sapi potong yang dimiliki Jatim hanya 400 ribuan. Ini harus ada audit menyeluruh di Disnak Jatim,"tandas politisi yang akrab dispa Lutfi itu.
Anggota Komisi B lainnya, Mohammad Fawaid mengatakan kelangkaan sapi potong di Jatim disebabkan kelemahan dDisnak Jatim untuk mengecek sapi potong di Jatim.
"Ini tentunya ada masalah di Disnak. Kok sampai sapi potong ini kurang. Bisa jadi mereka melakukan pembiaraan atau tutup mata dengan pemotongan sapi produktif. Disnak Jatim harus mengevaluasi seluruhnya. Ini akan menjadi bahan dari Komisi B untuk meminta penjelasan dari Disnak Jatim," pungkas politisi asal Partai Gerindra ini.
Baca Juga: Oknum Anggota DPRD Jatim Warga Sampang Diduga Aniaya Istri Siri yang Berprofesi DJ
Sementara itu, Kadisnak Jatim, Maskur menegaskan populasi sapi potong di Jatim tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 4,16 persen dibandingkan populasi tahun 2013. Untuk tahun 2014 jumlahnya sebanyak 4.113.443 ekor sedangkan ditahun 2013 jumlahnya sebanyak 3.949.097 ekor. Sedangkan untuk kelahiran sapi potong di tahun 2014 sebanyak 925.102 ekor.
"Dengan angka tersebut, Jatim masih menyumbang terbesar untuk sapi potong di Indonesia," tegasnya.
Dikatakan Maskur, produksi daging sapi potong tahun 2014 sebesar 92.075 ton. Sedangkan untuk pengeluaran ternak sapi tahun 2014, kata Maskur, Jatim sudah mengirim sapi potong ke luar Jatim sebesar 118.753 ekor.
Baca Juga: Pj. Gubernur Adhy Optimis Sinergi Eksekutif-Legislatif Wujudkan Jatim Lebih Maju dan Sejahtera
"Pengeluaran ternak diambil di pasar hewan melalui peternak dan sebagian melalui perusahaan penggemukan sapi," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News