BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Ternyata Kabupaten Banyuwangi tak seterang namanya. Kabupaten yang dipimpin Bupati Abdullah Azwar Anas ini memiliki banyak sisi gelapnya. Terutama dari segi penerangan jalan umum. Setidaknya, inilah yang menimpa Dusun Pecemengan, Desa Blimbingsari, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi.
"Sudah satu tahun terakhir ini lampu penerangan jalan mati," kata Asnawi, Kepala Dusun Pecemengan, Desa Blimbingsari, Kecamatan Blimbingsari, Sabtu (5/9/2020). Menurut dia, pihak Dishub Kabupaten Banyuwangi yang seharusnya bertanggung jawab terhadap penerangan jalan, ternyata tak peduli.
Baca Juga: Launching Majapahit's Warrior Underwater, Pj Gubernur Jatim Sampai Ikut Nyelam Letakkan Patung
Untung ada Himpunan Mahasiswa Teknik Manufaktur Kapal (TMK) Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi). Para mahasiswa itu memanfaatkan Program Hibah Desa Binaan (PHDB) untuk menerangi Dusun Pecemengan, Desa/Kecamatan Blimbingsari.
Dengan menerapkan panel surya sebagai energi alternatif, kini jalan-jalan dan tempat fasilitas umum yang ada di perkampungan nelayan yang tak jauh dari Bandara Banyuwangi itu, tak gelap lagi.
Baca Juga: Ditpolairud Polda Jatim Amankan Dua Pelaku Jual Beli Benih Lobster Ilegal di Banyuwangi
Faid Taufikurrohman, Ketua Tim Project mengatakan, awalnya Tim Himpunan Mahasiswa TMK Poliwangi yang dipimpinnya tersebut, berencana menerapkan panel surya untuk menghasilkan energi listrik dari tenaga sinar matahari, sebagai alat bantu penerangan pada kapal para nelayan ikan di Dusun Pecemengan, Desa Blimbingsari.
Namun, setelah menerima masukan saran dari warga dan tokoh masyarakat setempat, akhirnya project penerangan pada kapal tersebut, dialihkan untuk penerangan jalan maupun tempat fasilitas umum yang ada, termasuk untuk penerangan di bibir pantai tempat perahu para nelayan bersandar.
“Jika panel surya kita terapkan pada kapal, manfaatnya hanya bisa dirasakan oleh pemilik kapal. Tetapi dengan panel surya yang kita sambungkan ke lampu untuk penerangan jalan maupun tempat fasilitas umum, manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh warga,” kata Faid kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (5/9).
Baca Juga: Tim BPBD Lumajang Juara Umum dalam Semarak Gelar Peralatan se-Jatim, Ini Lima Arahan BNPB
Faid menambahkan, keputusan timnya tersebut didasari banyak pertimbangan. Apalagi, masyarakat di Dusun Pecemengan khususnya di RT 3/ RW 2 mengeluhkan tak berfungsinya lampu penerangan jalan yang dipasang oleh pemerintah selama setahun terakhir. Sehingga hal tersebut membuat kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat tentang kondisi keamanan saat malam hari tiba.
Atas dasar itulah, Faid bersama timnya tersebut dengan penuh semangat membangun panel surya, meski di tengah pandemi. Selama tiga bulan lebih, akhirnya panel surya tersebut dapat difungsikan dan bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
Baca Juga: Rumah di Banyuwangi Rusak Usai Diterjang Hujan Deras dan Tertimpa Pohon
“Alhamdulillah, tidak ada kendala berarti dalam pembangunan panel surya ini. Karena ini berkat dukungan warga Dusun Pecemengan dan bimbingan dosen pembimbing,” ujar Faid.
Sementara Yeddid Yonatan Eka Darma selaku dosen pembimbing dari TMK Poliwangi mengatakan, panel surya yang dibangun oleh mahasiswanya itu hanya menghasilkan arus DC. Sehingga masih belum bisa dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga.
“Karena keterbatasan anggaran, kita masih belum bisa membeli inverter yang berfungsi mengubah arus DC ke arus AC yang biasanya dimanfaatkan untuk keperluan peralatan rumah tangga,” kata Yeddid.
Baca Juga: Diduga Mabuk Sopir Truk Fuso Tabrak Pagar Masjid Ikon di Banyuwangi, 3 Motor Rusak Parah
Kendati demikian, panel surya yang dibangun mahasiswanya itu dapat bertahan hingga 10 tahun dan mampu menyimpan daya listrik hingga 6.000 watt setiap harinya, tergantung cuaca. Artinya, dengan daya 6.000 watt itu berarti panel surya tersebut dapat menyalakan ratusan lampu untuk penerangan kampung Nelayan di Dusun Pecemengan, Desa/Kecamatan Blimbingsari.
“Mudah-mudahan panel surya ini dapat bermanfaat untuk masyarakat kampung nelayan di Dusun Pecemengan ini,” kata Yeddid.
Kerja keras Himpunan Mahasiswa TMK Poliwangi itu pun terbayar dengan antusiasnya warga setempat akan PHDB panel surya pengganti listrik tersebut. Bahkan, salah seorang warga setempat merelakan tanahnya untuk dijadikan tempat pembangunan panel surya.
Baca Juga: Dua PMI asal Banyuwangi Alami Gangguan Jiwa Setelah Dipulangkan dari Malaysia
“Saya mewakili pemerintahan desa dan masyarakat, mengapresiasi adanya program ini. Karena ini sangat membantu kami, khususnya bagi masyarakat kampung nelayan di Dusun Pecemengan,” kata Asnawi, Kepala Dusun Pecemengan, Desa/Kecamatan Blimbingsari.
Asnawi mengungkapkan, sudah setahun terakhir lampu penerangan jalan di dusunnya padam. Sehingga hal tersebut sangat menyulitkan warganya untuk beraktivitas saat malam hari tiba. Terlebih lagi, terkait kepentingan keamanan di Dusun Pecemengan. Sehingga, rasa was-was kerap kali datang, ketika melewati jalan yang gelap tanpa penerangan.
“Sudah satu tahun terakhir lampu penerangan dari Dishub padam. Katanya sih karena defisit anggaran, sehingga lampunya dimatikan. Tetapi dengan PHDB ini, Dusun kami terang kembali karena sudah dibangun panel surya sebagai sumber energi listrik,” ujarnya.
Baca Juga: Ngaku Khilaf, Seorang Bapak di Banyuwangi Tega Cabuli Anak Kandungnya
Asnawi pun berjanji, ia bersama masyarakat kampung Nelayan Dusun Pecemengan akan merawat dan menjaga panel surya yang dibangun oleh para mahasiswa Himpunan TMK Poliwangi tersebut. Bahkan, ia berencana meminta bantuan pemerintahan Desa setempat untuk mengembangkannya agar lebih bermanfaat.
“Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih. Khususnya kepada para mahasiswa Himpunan Teknik Manufaktur Kapal Poliwangi atas Progam Hibah Desa Binaan ini,” pungkasnya. (guh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News