PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Potensi bencana di wilayah Kabupaten Pasuruan hampir ada setiap tahun. Hal tersebut disebabkan kondisi geografis Kabupaten Pasuruan meliputi wilayah pegunungan, laut, serta dataran rendah. Tak heran bila ada beberapa kecamatan menjadi langganan bencana seperti tanah longsor, banjir, serta kekeringan. Hal ini menimbulkan kerugian cukup besar bagi masyarakat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Tectona Jati mengatakan, untuk mengurangi risiko bencana tersebut, Pemkab Pasuruan secara intens melakukan pembinaan dan pelatihan kepada masyarakat dalam penanganan kebencanaan di masing-masing desa yang rentan terjadi bencana.
Baca Juga: Pasuruan Serasa Tak Punya Pemimpin, Kinerja Pj Bupati Dua Bulan Terakhir Jadi Sorotan
"Kita berharap dengan pelatihan tersebut akan lahir banyak desa-desa di wilayah Pasuruan menjadi desa tangguh bencana," ujarnya, Selasa (13/10/2020).
Ia menambahkan, untuk tahun 2020 ini, di Kabupaten Pasuruan sudah terbentuk 11 desa tangguh bencana. Mereka rata-rata sudah memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana serta mampu memulihkan dari dampak-dampak bencana baik yang masuk kategori madya maupun utama.
"Sebelas desa itu tersebar di 8 kecamatan, di mana masyarakat dan FRB memiliki kemampuan mandiri dalam menangani bencana, seperti contoh di Desa Wonokitri Kecamatan Tosari soal bencana longsor, Desa Kedungringan Kecamatan Beji dan Desa Pareguran Kecamatan Rejoso soal bencana banjir," jelasnya.
Baca Juga: Keluhkan Perizinan, Sejumlah Perusahaan Wadul ke Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan
"Untuk tahun ini, ada satu desa yang masuk kategori desa tangguh bencana dengan predikat madya, yakni Desa Prodo Kecamatan Winongan," pungkasnya. (bib/par/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News