SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kesenian menjadi bidang yang mendapatkan perhatian lebih dari Paslon Bupati-Wakil Bupati Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono-M Taufiqulbar (BHS-Taufiq). Salah satunya kesenian ludruk di Sidoarjo.
Paslon nomor urut 1 ini menyiapkan sejumlah upaya agar kesenian ludruk di Sidoarjo tetap lestari dan bisa berkembang. "Kalau diamanahi jadi bupati, saya berkewajiban mengembalikan agar kesenian rakyat ini betul-betul kembali digemari masyarakat," cetus BHS usai berdialog dengan beberapa Ketua Grup Ludruk di Desa Kedungsukodani Kecamatan Balongbendo, Kamis (15/10).
Baca Juga: Cek Dampak Gempa Malang, BHS Tinjau Kondisi Tanggul Lumpur Lapindo
Kata BHS, kesenian Ludruk dulunya banyak digemari generasi tua hingga anak muda. Kini ludruk mulai terlupakan. Apalagi saat pandemi, praktis hiburan rakyat ini tidak pernah tampil. Karena itu, BHS menyiapkan sejumlah upaya agar kesenian rakyat itu kembali menggeliat.
Politikus Partai Gerindra ini menyatakan bakal mengalokasikan anggaran di Dinas Pariwisata, untuk pengembangan kesenian ludruk. BHS juga bakal memfasilitasi agar puluhan grup ludruk itu bisa tampil dan memberikan hiburan ke masyarakat.
Itu dilakukan dengan memfasilitasi grup ludruk untuk menggelar pertunjukan di gedung kesenian yang rencananya akan dibangun di Kampung Seni Sidoarjo. "Setiap minggu satu grup ludruk bisa tampil tiga kali. Nanti bisa bergiliran 14 grup," beber BHS.
Baca Juga: Kenali Kebudayaan, BHS Ajak Warga Sidoarjo Kunjungi Museum Mpu Tantular
Tak hanya itu, grup ludruk bakal diberi kesempatan tampil di Alun-Alun Kabupaten Sidoarjo. BHS bahkan berencana melibatkan semua grup ludruk untuk memeriahkan peringatan Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo. "Saya akan dorong desa-desa saat ruwatan, menampilkan kesenian ludruk," tandasnya.
Saat berdialog dengan para seniman ludruk ini, BHS juga disambati sepinya job selama masa pandemi. Bahkan saat kondisi menganggur, para seniman ludruk ini tak tersentuh bantuan dari pemkab. "Harusnya ada semacam insentif bagi para seniman ludruk saat terdampak Covid," tegas BHS.
Mantan anggota DPR RI ini berharap para seniman ludruk ini tidak sampai beralih profesi karena kesulitan biaya. Jika itu terjadi, seni budaya akan mati. Sementara, kesenian ludruk aset budaya warisan nenek moyang. "Padahal di luar negeri, seperti Thailand dan Perancis, budaya menjadi pariwisata," bebernya.
Baca Juga: KPU Sidoarjo Tetapkan Gus Muhdlor - Subandi Sebagai Bupati dan Wabup Terpilih
Pimpinan grup ludruk Gema Wijaya, Balongbendo, Suwardi Wijaya mengapresiasi sejumlah upaya BHS-Taufiq untuk mengembangkan kesenian ludruk. "Kami para seniman ludruk mengucapkan banyak terima kasih atas kepedulian tersebut," cetus Suwardi saat berdialog dengan Cabup BHS.
Di depan BHS, Suwardi mengeluh selama pandemi tidak pernah dapat job. Bahkan sejak tahun 2016 hingga kini, mereka tidak pernah lagi mendapatkan kesempatan manggung di acara perlombaan yang digelar Pemkab Sidoarjo.
"Dulu mulai tahun 2012 hingga 2015, ada lomba ludruk yang digelar pemkab. Entah mengapa lomba itu sampai kini tidak diadakan lagi," cetusnya.
Baca Juga: Ajak Semua Paslon Bersama Bangun Sidoarjo, Gus Muhdlor-Subandi Beber Program 100 Hari Kerja
Suwardi mengaku beberapa kali menanyakan hal tersebut ke dinas terkait. Namun jawaban dari pemkab menyatakan memang tidak ada lagi agenda lomba ludruk.
Di Sidoarjo, ada sekitar 14 grup kesenian ludruk. Rata-rata satu grup beranggotakan sekitar 50 seniman ludruk. Di wilayah Kecamatan Balongbendo, ada 6 grup ludruk. Grup ludruk itu yakni Gema Wijaya, Karya Jaya, Irama Baru, Warna Budaya, Warna Enggal dan Jenggolo. (sta/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News