BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Anggota DPR RI Syafiuddin Asmoro mengajak PAC GP Ansor menjadi benteng dan pioner penggerak dalam mengawal pembangunan di Madura berbasis budaya santri. Hal ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur, sekaligus meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Madura.
Menurut Syafiuddin, masyarakat Madura memiliki nilai religi, budaya, dan etos kerja yang kuat. Terlebih Kabupaten Bangkalan berada pada posisi yang strategis sebagai wilayah penyangga metropolitan Surabaya.
Baca Juga: Syafiuddin Ajak Kader PKB Berjuang Menangkan Pilkada Serentak 2024
"Pembangunan dan peningkatan SDM di Madura dapat dilakukan tanpa harus meninggalkan budaya dan tradisi yang ada seperti halnya budaya santri. Itu harus dipertahankan," ungkapnya saat mengisi seminar dan diskusi panel yang digelar PAC GP Ansor, Kecamatan Klampis Bangkalan, Ahad, (18/10/2020).
Namun sayangnya, hingga kini Madura, khususnya Kabupaten Bangkalan, masih tertinggal dalam hal pembangunan infrastruktur, peningkatan SDM, serta ekonomi. Hal ini terlihat dari IPM (Indeks Pembangunan Manusia) di Kabupaten Bangkalan yang berada di urutan ketiga se-Madura, yakni sebesar 63,79 persen.
"Sebenarnya banyak hal yang dapat kita lakukan. Apalagi, wilayah kita sangat strategis. Ada jembatan Suramadu, BPWS, Universitas Trunojoyo Madura, serta Perpres No. 80 tahun 2019 yang hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal," ungkapnya.
Baca Juga: Tak Cukup Bukti, Bawaslu Bangkalan Hentikan Kasus Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu
Oleh sebab itu, sebagai anggota DPR RI yang memiliki hak aspirasi, pengawasan, dan budgetting, Syafiuddin mengajak masyarakat bersatu padu dan gotong royong untuk pembangunan di Madura menjadi lebih baik.
Menurutnya, pembangunan infrastruktur juga diperlukan karena memiliki pengaruh terhadap kondisi sosial, ekonomi, serta kesenjangan sosial, dan masyarakat.
Baca Juga: Pj Bupati Bangkalan, Kadispora dan EO Ramai-Ramai Minta Maaf Atas Insiden Pembukaan POPDA Jatim
Ia menyarankan agar fungsi pesantren dalam memperkuat sistem pendidikan, sistem dakwah, dan sistem pemberdayaan masyarakat dimaksimalkan guna peningkatan SDM sesuai dengan adat dan budaya tradisi santri.
"Saat ini sudah banyak pesantren yang mulai membuka diri terhadap sistem pendidikan. Tidak hanya terfokus pada pendidikan agama saja, namun diakomodir dengan memberikan pelatihan untuk membekali santri agar lebih sempurna," terangnya.
Dalam kesempatan ini, dirinya berharap masyarakat dapat menjalin hubungan yang dengan stakeholder. Serta mengajak PAC GP Ansor untuk menjadi benteng dan pioner penggerak dalam mengawal pembangunan.
Baca Juga: Panitia Larang Puluhan Wartawan Masuk ke Acara Pembukaan POPDA dan PAPERDA di Bangkalan
"Saya meminta secara khusus kepada anggota PAC GP Ansor menjadi benteng dan pioner penggerak dalam mengawal pembangunan, peningkatan SDM dengan tetap menjaga budaya dan tradisi santri sebagai bakti pada negeri," pungkasnya. (ida/uzi/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News