PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Dirjen SDA (Sumber Daya Air) Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, SNVT Pelaksana Jaringan Sumber Air Brantas Jl. Menganti 312 Surabaya menggelontor dana pagu Rp 58.299.662.000.
Dana puluhan miliar itu dipergunakan untuk pembangunan pengendali banjir Kali Welang di Kabupaten Pasuruan.
Baca Juga: Proyek Revitalisasi Alun-Alun Bangil Tinggal Finishing
Lelang proyek itu dimenangkan oleh PT. Widya Satria (WS) yang berkantor di Jalan Ketintang Blok BB Nomor 20 Surabaya. Pembangunan sudah mulai dikerjakan dengan volume pekerjaan sekira 500 meter senilai kontrak anggaran APBN Rp.35.926.146.000,-.
Namun selama pengerjaan, diduga pelaksanaannya tak memperhatikan lingkungan. Adapun Llkasi proyek ada di bibir Sungai Welang milik 37 warga Dusun Karang Asem Kelurahan Karang Ketug Kecamatan Gading Rejo, Kota Pasuruan.
Sosialisasi sebenarnya sudah dilakukan melalui Kepala Kelurahan Karang Ketug Ali Santuso, bahwa sepanjang 1 Km bibir Sungai Welang ada proyek normalisasi. Namun, tetap muncul protes dari warga, yang menilai pelaksanaan proyek tidak sesuai harapan. Pasalnya, sedimen yang bikin dangkal sungai tidak dikeruk.
Baca Juga: PT BKP Dilaporkan Soal Proyek Gedung BPBD Pasuruan, Lujeng: Lelang Sudah Sesuai Prosedur
Selain itu, alat berat yang mengerjakan di sepanjang bibir Sungai Welang masuk pekarangan warga. Bahkan ada pegawai PT Widya Satria yang merusak hampir 35 pohon pisang dan beberapa pohon lainnya milik warga Karangasem.
Tidak hanya itu, pihak pelaksana proyek PT WS juga diduga tak memperhatikan protokol kesehatan. Banyak pekerja tak pakai masker. Tidak ada ketersediaan cuci tangan dan hand sanitizer.
Balai Besar Wilayah Sungai Berantas SNVT. PPK Pelaksanan jaringan Sumber Daya Air Berantas yang berkantor di Jalan Menganti no 312 Surabaya sampai saat ini belum bisa dikonfirmasi.
Baca Juga: Proyek PLN Tak Punya Amdal dan Menabrak Tata Ruang, Aktivis: Hentikan Sebelum Perizinan Tuntas
Sedangkan pihak pekerja PT. WS juga tidak bisa memberi keterangan saat dikonfirmasi di lokasi proyek. "Silakan bapak ke kantornya di Utara papan nama," kata pekerja sambil buru-buru tinggalkan lokasi proyek.
Mereka nampaknya ketakutan, dan sengaja menghindar. Sopir alat berat saat didatangi juga langsung mematikan mesin dan menghentikan operasionan. Kemudian dia naik motor dengan kecepatan tinggi melalui lorong-lorong kampung.
Baca Juga: Revitalisasi Pasar Wisata Cheng Hoo Terancam Gagal, Penawar Tunggal PT AJTTP Tak Lulus
Proyek ini dimaksudkan untuk menambah tinggi dinding bibir pantai. Pembangunan kontruksi menggunakan tanah uruk dari luar yang menambah beban resapan air hujan. (par)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News