SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Paslon Bupati-Wakil Bupati Sidoarjo 2020 Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor)-Subandi menyiapkan sejumlah program memperkuat citra Sidoarjo sebagai Kota Santri.
Selain program menaikkan insentif Guru Ngaji dan Guru Agama, paslon yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berupaya menaikkan citra Sidoarjo sebagai Kota Santri melalui wisata reliji terintegrasi.
Baca Juga: Gus Muhdlor Sesalkan Kesaksian Pegawai DJP
Di Sidoarjo saat ini, terdapa sejumlah wisata reliji. Namun belum digarap serius. Diantaranya makam Dewi Sekardadu di Dusun Kepetingan Desa Sawohan Kecamatan Buduran.
Diketahui, Putri Ayu Dewi Sekardadu adalah putri Raja Blambangan, Banyuwangi (Prabu Menak Sembuyu) yang tak lain istri Syekh Maulana Ishaq. Dia merupakan ibunda Raden Paku (Sunan Giri).
Selain itu, juga ada makam KH Mas'ud (Mbah Ud) di Desa Pagerwojo, Kecamatan Buduran, makam Mbah Djaelani di Desa Kajeksan Kecamatan Tulangan, termasuk juga wisata Pulau Lumpur Sidoarjo (Lusi) di Dusun Tlocor, Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon.
Baca Juga: Sidang Korupsi Insentif ASN BPPD Sidoarjo: Gus Muhdlor Siap Buka-Bukaan soal Uang di Rekeningnya
Untuk sejumlah wisata religi itu, masih dapat dijangkau menggunakan kendaraan melalui jalur darat. Hanya, saja untuk menuju makam putri ayu Dewi Sekardadu dan Pulau Lusi harus dijangkau menggunakan alat transportasi perahu.
Menurut Gus Muhdlor, untuk wisata religi makam putri ayu Dewi Sekardadu harus mendapatkan perhatian lebih dari Disporapar (Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata) Sidoarjo. Alasannya, Dewi Sekardadu salah satu ikon wisata religi.
"Saya menilai di makan putri ayu Dewi Sekardadu ini mulai fasilitasnya, infrastrukturnya maupun konektifitas (jalur) transportasi darat dan air harus lebih baik. Agar mudah dijangkau para wisatawan maupun peziarah," cetus Gus Muhdlor, Selasa (20/10).
Baca Juga: Sidang Lanjutan Bupati Nonaktif Sidoarjo, Penasihat Hukum Klaim Puluhan Saksi Tak Berhubungan
Kata Gus Muhdlor, ada beberapa penunjang yang harus diperbaiki. Di antaranya mulai akses jalan, dermaga, perahu dan lainnya. Tujuannya agar semakin banyak wisatawan (peziarah) yang berkunjung. Bahkan harus membuat masyarakat yang akan berkirim doa (berziarah) merasa senang.
"Tapi, tidak kalah pentingnya adalah promosinya. Promosi soal Sidoarjo memiliki banyak lokasi wisata religi. Itu harus lebih digencarkan. Agar tidak hanya masyarakat Sidoarjo saja yang mengetahui beberapa wisata religi itu. Tetapi wisatawan dari luar kota juga diharapkan mengetahuinya dan berbondong-bondong berkunjung ke wisata religi di Sidoarjo," bebernya.
Baca Juga: Nama Gus Muhdlor Kerap Dicatut Sopir Pribadi dalam Kasus Pemotongan Insentif ASN BPPD Sidoarjo
Karena itu, kata Gus Muhdlor, Pemkab Sidoarjo dituntut memberikan perhatian lebih ke sejumlah wisata religi itu. Tujuannya agar masyarakat luas semakin banyak yang tahu dengan adanya wisata religi di sejumlah wilayah di Sidoarjo itu.
"Syukur-syukur nanti, ada paket kunjungan bagi wisatawan menuju lokasi wisata religi yang terintegrasi. Diawali dengan paket berkunjung ke makam Dewi Sekardadu dan ke Pulau Lusi. Karena keduanya ada di pesisir timur dan selatan Sidoarjo," tegas Direktur Pendidikan Pesantren Modern Bumi Sholawat ini.
Dengan konsep wisata religi terintegrasi itu, kata Gus Muhdlor, maka akan memperkuat citra Sidoarjo sebagai Kota Santri. Apalagi, berdasarkan data di Kementerian Agama (Kemenag), jumlah Ponpes di Sidoarjo ada 137 dengan jumlah satuan pendidikan 63 unit.
Baca Juga: Sidang Lanjutan Dugaan Korupsi Insentif BPPD Sidoarjo: 4 Saksi Bantah Terima Uang
Sedangkan jumlah santri mencapai 28.264 yang bermukim (tinggal) dan 13.039 tidak bermukim (tidak tinggal) di Sidoarjo."Kami optimis semuanya bakal terealisasi. Meski pelaksanaan bertahap," tandas alumnus FISIP Unair itu. (sta/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News