Upacara Hari Sumpah Pemuda di Ndalem Pojok, Rumah Masa Kecil Bung Karno

Upacara Hari Sumpah Pemuda di Ndalem Pojok, Rumah Masa Kecil Bung Karno Saat pasukan pengibar bendera menaikkan bendera diiringi Lagu Indonesia Raya. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Tanggal 28 Oktober 1928, atau 92 tahun lalu, berlangsung Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda. Momentum Sumpah Pemuda menjadi salah satu titik balik perjalanan bangsa Indonesia menuju Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Guna memperingati hari bersejarah itu, situs Ndalem Pojok, rumah masa kecil Bung Karno di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten , menggelar upacara yang diikuti oleh beberapa elemen masyarakat. Hafizh Lulus Sima Tanaya, siswa kelas 2 SMP bertindak sebagai Inspektur Upacara. Usai upacara dilanjutkan dengan pemberian santuan kepada anak yatim sekitar ndalem pojok.

Sikan Abdilah, Ketua Harian Situs Persada Sukarno, menjelaskan bahwa upacara ini dimaksudkan sebagai pengingat bagi generasi sekarang, bahwa pada tanggal 28 Oktober adalah .

"Api sumpah pemuda adalah api kebersamaan, persaudaraaan. Menanggalkan ego suku, ras, agama, kepercayaan, kepentingan kelompok, golongan, dan lain-lain. Kita berdiri bersama bersumpah satu saudara. Saudara satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa," katanya.

"Seandainya tidak ada Sumpah Pemuda, maka tidak akan pernah ada Proklamasi Kemerdekaan Atas Nama Bangsa. Seandainya tidak ada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa,  tidak akan pernah ada NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Kiranya memperingati dan mensyukuri tidak kalah penting dibanding memperingati Hari Kemerdekaan dan Hari Berdirinya NKRI," tegas Sikan Abdilah, Rabu (28/10).

Berdasarkan catatan sejarah, sebelum lahirnya Sumpah Pemuda, sebenarnya sudah mulai bermunculan organisasi pemuda seperti Perhimpunan Indonesia pada 1908, lalu Tri Koro Darmo pada 1915. Namun sebelum 28 Oktober 1928, para pemuda masih terpecah dalam beberapa organisasi kedaerahan seperti Jong Java, Jong Sumatra, dan lain-lain.

Pada saat memeringati 5 tahun Jong Sumatranen Bond pada 1921, Mohamad Yamin menerbitkan sebuah buku kumpulan sajak yang berjudul Tanah Air. Namun saat itu yang dimaksud Tanah Air oleh Yamin adalah Andalas, Sumatera. Belum termasuk Indonesia.

Dalam masa enam tahun, tumbuh berbagai kesadaran baru di kalangan pemuda, karena musuh yang dihadapi mereka sama, yaitu Belanda. Kesadaran itulah yang menyebabkan mereka berusaha menggalang persatuan dalam sebuah kesadaran baru.

Pada 1926 diselenggarakan Kongres Indonesia Muda yang pertama (Kongres Pemuda I). Pada tahun itu belum ada kesadaran untuk melahirkan sebuah sumpah pemuda.

Baru pada saat digelar Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928, lahirlah Sumpah Pemuda. Berikut isi teks dari sumpah pemuda: Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. (uji)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO