KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono, melanjutkan agenda blusukannya ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sekoto di Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri.
Dhito, demikian sapaan putra Menseskab Pramono Anung itu, menemui sekitar 40 orang pemulung di TPA yang berada di utara Desa Sekoto itu. Dalam kesehariannya, para pemulung itu hidup bersama sampah yang selama ini bisa menghidupi keluarganya. Mereka memilah sampah-sampah di TPA Sekoto itu, yang kemudian dijualnya.
Baca Juga: Pasangan Dhito-Dewi akan Jalani Tes Kesehatan di RS Syaiful Anwar Malang Senin Besok
Kepada Dhito, para pemulung itu ada yang mengeluh bahwa selama ini belum pernah mendapat bantuan dari Pemerintah. Sebanyak 21 orang, mengaku belum pernah mendapat bantuan, baik itu PKH, Raskin, KIS, dan beberapa bantuan lain dari Pemerintah.
Kedua, mereka juga meminta permintaan tempat berteduh pada saat memilah sampah, karena selama ini mereka memilah sampah dibawah terik matahari, bila hujan, merekapun harus berhujan-hujanan.
Baca Juga: Lantik 71 Pejabat Baru, Bupati Kediri Minta Hilangkan Budaya Ego Sektoral
(Calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono saat memberi keterangan kepada wartawan dengan latar belakang gunungan sampah, Sabtu (31/10/2020). foto: muji harjita/ bangsaonline.com)
Menanggapi keluhan para pemulung tersebut, Dhito berjanji akan mengecek data mereka dan akan didiskusikan dengan pihak terkait. "Kepada saudara kita 21 orang ini, akan kita cek datanya dan didiskusikan dengan dinas terkait maupun kementerian, kalau memang belum pernah mendapat bantuan, secepatnya agar diberikan bantuan," kata Dhito, Sabtu (31/10).
Menjawab pertanyaan wartawan terkait menumpuknya sampah di TPA Sekoto, Dhito menjelaskan seharusnya sampah-sampah itu sudah dipilah mulai dari TPS-TPS di desa, sehingga tidak dibebankan kepada pengelolaan sampah di TPA Sekoto ini, karena di Kabupaten Kediri ini wilayahnya sangat luas ada 26 Kecamatan dan 343 Desa 1 Kelurahan.
Baca Juga: Soroti Soal Kemiskinan, Bupati Kediri Minta Jajarannya Peka Terhadap Kesulitan Masyarakat
Menurut Dito, upaya lain agar tidak terjadi penumpukan sampah di TPA Sekoto, yakni di setiap desa harus disiapkan bank-bank sampah dan tong sampah yang berbeda warnanya, sebagai penanda sampah plastik atau kaleng dan sampah rumah tangga.
Saat tiba di TPA Sekoto, Dhito dan rombongan langsung disambut hujan deras, sehingga pertemuan yang semula dirancang di tempat terbuka, harus digeser ke tempat yang ada penutupnya. Dhito juga sempat ikut membagikan nasi kotak kepada para pemulung itu.
Ketika hujan reda, Dhito-pun minta ditunjukan tempat pembuangan sampah yang selama ini jadi tempat mengais rezeki mereka. Untuk sampai ke gunungan sampah seluas sekitar 5 hektare itu, Dhito harus berjalan kaki di tanah becek bekas air hujan, sejauh sekitar 50 - 60 meter dari tempat pertemuan. (uji)
Baca Juga: Revitalisasi Tahap II, Bupati Kediri akan Bangun Pasar Wates Berkonsep Wisata
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News