BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Video banjir yang terjadi di beberapa ruangan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan pada Jumat malam (30/10/2020) kemarin, viral di sejumlah media sosial.
Video yang berdurasi satu menit enam detik tersebut, menggambarkan kondisi rumah sakit rujukan penanganan pasien virus Corona (COVID-19) di Banyuwangi, tergenang air yang diperkirakan setinggi 20 sentimeter. Bahkan di salah satu ruangan, air banjir mengalir deras seperti aliran sungai.
Baca Juga: Khofifah Targetkan Pembangunan Hunian Relokasi Korban Banjir Bandang Banyuwangi Selesai 3 Bulan
"Inilah air yang menggenang dari sini, dari kamar operasi isolasi, di belakangnya IGD. Air sudah meluber ke mana-mana," kata orang yang merekam video tersebut.
"Ini airnya seperti sungai ya. Kamar operasi tergenang air. Seperti sungai gaes," imbuhnya.
Peristiwa kebanjiran itu pun dibenarkan oleh Fais salah satu pejabat teras RSUD Blambangan. Menurutnya, masalah kebanjiran tersebut sudah diatasi. Namun ia mengaku belum mengetahui penyebab pasti kebanjiran tersebut.
Baca Juga: Satgas BUMN Jatim Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Banyuwangi
"Besok saya tanyakan (penyebab kebanjiran) ke bagian umum ya, biar lebih jelas," kata Fais saat dikonfirmasi bangsaonline.com via WhatsApp, Minggu (1/11/2020).
Kendati demikian, atas peristiwa tersebut pelayanan kesehatan milik Pemerintah Kabupaten Banyuwangi ini tidak terganggu dan tidak ada evakuasi pengevakuasian pasien.
"Alhamdulillah gak ada (gangguan pelayanan), alat-alat kesehatan tidak ada yang rusak," ungkapnya.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Usulkan Relokasi Huntap di Atas Lahan PTPN XII Bagi Korban Banjir Banyuwangi
Sementara itu, Ketua Sekber LSM Macan Putih, Suparmin, menganggap peristiwa kebanjiran tersebut kerap terjadi jika Intensitas curah hujan yang cukup tinggi melanda kota Banyuwangi. Khususnya di ruangan IGD, ruangan Cath Lab (ruangan pemasangan ring jantung), Ruangan RKK (ruang anak anak), dan kamar operasi yang mana baru selesai dibangun.
"Hal itu pun menjadi keprihatinan kami, mengingat rumah sakit kebanggaan masyarakat Banyuwangi itu tidak lagi memenuhi standar kesehatan," kata Suparmin.
"Tentu saja, jika hal tersebut kerap terjadi, berarti keselamatan dan kenyamanan pasien maupun karyawan tidak lagi diprioritaskan," imbuhnya.
Baca Juga: Kapolresta Banyuwangi Lakukan Aksi Presisi Peduli Korban Bencana Alam Angin Puting Beliung
Bahkan, kata Suparmin, dampak terburuk atas peristiwa banjir tersebut dikhawatirkan adanya penyebaran wabah, baik dari air banjir yang masuk ke rumah sakit dan air yang keluar dari rumah sakit.
"Kalau terjadi seperti itu, bagaimana mengantisipasinya dan siapa yang menjamin jika air yang keluar dari rumah sakit dapat membahayakan warga sekitar," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya meminta klarifikasi Dinas Kesehatan dan Inspektorat atas kondisi RSUD Blambangan yang mana hampir tiap hujan selalu banjir. Diduga banjir tersebut diakibatkan adanya sistem atau layout yang salah dan belum diperbaiki. Meski penghuni rumah sakit seperti pasien, perawat, dan dokter sering kali mengeluhkanya, tetapi tidak dihiraukan.
Baca Juga: Dua Buruh Kebun Karet Terseret Air Bah di Perkebunan Lijen Banyuwangi
"Kami juga minta klarifikasi CV yang mengerjakan RSUD Blambangan. Selain harus ahli, juga diperlukan klasifikasi khusus dalam pembangunan rumah sakit karena berkaitan erat dengan pelayanan, kenyamanan, yang berdampak pada sterilisasi rumah sakit," pungkasnya. (guh/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News