SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Calon Presiden Joe Biden menang telak dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) melawan Capres petahana Donald Trump. Biden, pria berusia 77 tahun itu, unggul 4,1 juta suara dari total 147 juta suara nasional. Perolehan suara ini memecahkan rekor melampaui prestasi presiden-presiden AS sebelumnya, termasuk Barack Obama.
Associated Press (AP) melaporkan bahwa Biden yang mantan Wakil Presiden AS era Presiden Obama itu kini meraih 264 electoral vote, sedang Trump tertinggal di angka 214. Biden diprediksi bisa mengamankan 20 suara electoral di Pennsylvania sehingga total suaranya melebihi angka 270 suara electoral sebagai syarat minimal menjabat presiden. AS adalah negara federal yang terdiri dari 50 negara bagian.
Baca Juga: Setahun Tragedi Genosida, API Palestina Jatim Bakal Gelar Aksi di Surabaya dan Malang
Yang menarik, Biden terus-menerus memberi harapan kepada warga AS pemeluk agama Islam. Bahkan sejak saat kampanye, Biden terang-terangan mengajak umat Islam di AS bergabung dengan dirinya dalam pilpres. Manuver politik Biden ini tentu menjadi counter politik terhadap Trump yang selama ini sangat diskriminatif terhadap islam. Trump bahkan juga melarang umat Islam masuk AS dengan alasan terorisme.
Kebijakan-kebijakan rasialis dan diskriminatif Trump selama menjabat presiden AS memang menjadi bahan kampanye kritis bagi Biden. Apalagi Trump selama mimpin AS, selalu penuh gejolak karena ia ugal-ugalan, termasuk dalam menangani Covid-19.
Biden sebaliknya. Presiden baru AS itu bahkan tak segan-segan mengutip Hadits Nabi Muhammad SAW dalam berbagai kesempatan. “Hadits Nabi Muhammad memerintahkan siapa pun di antara kamu, jika melihat kesalahan (kemungkaran) agar mengubah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu, ubahlah dengan hatinya,” kata Biden dalam viedo yang di-share lewat youtube. Hadits ini sangat popular di kalangan umat Islam.
Baca Juga: Pemimpin Psikopat
Biden juga berjanji bahwa suara Muslim AS akan menjadi bagian dari kebijakan pemerintahan jika ia mendapat kehormatan menjadi presiden. “Saya akan mengakhiri larangan (travel ban) bagi Muslim pada pertama (menjabat presiden),” janji Biden dalam video tersebut.
Bahkan untuk merebut simpati umat Islam di AS, Biden – seperti diberitakan bangsaonline.com – juga mengutip diksi khas Islam, Insyaallah. Maklum, jumlah umat Islam di AS sebanyak 3,45 juta. Jumlah ini tentu bisa menjadi penentu kemenangan bagi semua calon presiden, termasuk Biden.
Kini video Biden itu menyebar ke media sosial. Karuan saja respons warganet menyambut gegap gempita. Banyak yang terharu dan berdoa semoga Biden benar-benar jadi presiden.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Namun, tentu tak semua senang. Terutama para petinggi Israel dan kelompok kanan ekstrem yang anti Islam. Mereka langsung murka. Bahkan spontan mereka memberikan pernyataan provokatif untuk membendung Biden.
Salah satunya adalah Menteri Pemukiman Israrel Tzachi Hanegbi. Ia mengatakan, jika Joe biden terpilih sebagai presiden AS, Israel dan Iran akan teribat perang dunia, terutama terkait kesepakatan nuklir dengan Iran.
Dikutip Jerussalem Post, Tzachhi Hanegbi mengungkapkan bahwa Biden pernah mengatakan secara terbuka bahwa dia akan kembali ke perjanjian nuklir. “Saya lihat itu mengarah pada konvonstrasi,” jelas Tzachhi Hanegbi, menteri yang banyak mencaplok tanah warga Palestina. (MMA)
Baca Juga: Diboikot Umat Islam karena Bantu Tentara Israel, McDonald's Rugi Besar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News