Berbisnis Bunga, Cara Jitu Warga Puncu Kediri Hasilkan Uang di Tengah Pandemi

Berbisnis Bunga, Cara Jitu Warga Puncu Kediri Hasilkan Uang di Tengah Pandemi Yusanti Warga Dusun Dorok, Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri sedang merapikan bunga hiasnya.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Awalnya hanya sekadar hobi menanam dan mengoleksi bunga. Tapi ketika pandemi Covid-19 datang, Maria Yusanti (41) mulai berpikir keras bagaimana caranya di tengah pandemi ini bisa menghasilkan uang.

Warga Dusun Dorok, Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri itu akhirnya menemukan ide, yaitu mencoba berbisnis tanaman bunga yang selama ini hanya sekadar hobi saja. Yusanti mulai mengumpulkan tanaman bunga yang sekiranya bisa dikembangkan.

"Dengan uang tabungan yang tidak banyak, saya membeli pot bunga dari plastik. Pot-pot itu lalu saya isi tanah dan pupuk kandang. Selanjutnya, saya tanami bunga," kata Yusanti, Minggu (8/11) di rumahnya yang bersebelahan dengan Candi Dorok yang ditemukan tahun 1996 lalu itu.

Menurut Yusanti, ide bisnis tanaman bunga itu juga muncul lantaran hampir setiap hari ada saja pengunjung yang datang ingin melihat Candi Dorok. "Setiap hari ada saja pengunjung yang datang melihat Candi Dorok. Lebih-lebih pada hari minggu, pengunjung yang datang semakin banyak," terang Yusanti.

Masih menurut Yusanti, sejak tiga bulan lalu, tanaman bunganya sudah agak besar. Ketika ada pengunjung Candi Dorok yang datang, pasti melihat kebun bunga. Di antara pengunjung itu, tentu ada yang tertarik dan membeli bunga. 

"Lumayan, keuntungan dari bisnis bunga ini bisa untuk menambah penghasilan yang berkurang di tengah pandemi ini," ungkap Yusanti.

Bunga yang dibudidayakan oleh Yusanti adalah jenis aglonema. Harga aglonema ini bervariasi. Misalnya jenis kocin, harganya bisa Rp 350 ribu/pot, jenis bikroy Rp 150 ribu, jenis snowhite Rp. 75 ribu, dan jenis butterfly Rp. 50 ribu/pot.

"Sedangkan bunga kalatea, antorium, kaladium, dan puring, harga antara Rp 25 ribu sampai Rp 40 ribu," pungkas ibu 3 putra itu. (uji/ian)