SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ternyata, selama pandemi Covid-19 penjualan alas kaki menurun. Data survei global, industri alas kaki pada Maret turun sebesar 22.5 persen. Sama halnya dengan data dari Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), kinerja produksi turun hingga 70 persen karena daya beli menurun.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis, Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) merasa perlu mengambil langkah untuk kembali menggelorakan Industri Alas kaki dan Kulit Nasional.
Baca Juga: Menparekraf: Kota Mojokerto Jadi Contoh Pengembangan Ekonomi Kreatif
Untuk meningkatkan daya beli masyarakat, tentunya harus melakukan inovasi dan pengembangan kualitas yang baik. Namun sebagian besar masyarakat lebih memilih produk luar daripada bikinan anak bangsa, hal tersebut menjadi PR buat semua pelaku yang terlibat di dalamnya.
Kepala BPIPI, Heru Budi Susanto mengatakan, beberapa upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk supaya bisa meningkatkan penjualan pebisnis lokal. Antara lain, dengan memberikan pelatihan dan itu dilakukan setiap tahun. Mereka akan mengikuti sesuai jenjang dan akan naik sampai bisa. Mereka juga akan mendapat bimbingan sampai benar-benar bisa.
"Kalau untuk mengedukasi masyarakat terhadap penggunaan produk dalam negeri atau anak bangsa kita sering melakukan seminar-seminar. Memberikan edukasi dan pemahaman terkait produk anak negeri," terangnya saat virtual Makers Talk, Sabtu (14/11).
Baca Juga: Menparekraf Sebut Investasi IKN dari Luar Negeri Sentuh Angka Rp1 Triliun
Ketua Umum OK OCE, Iim Rusyamsi juga menambahkan, terkait kualitas dan harga memang berbeda karena di luaran punya alat yang lebih canggih. Namun ada solusi untuk mengajak masyarakat menggunakan produk lokal, yakni dengan mencontohkannya dengan kita sebagai pemakai produk tersebut.
Tidak hanya itu, pemerintah bisa membuat sebuah brand atau website yang di dalamnya mempromosikan produk dalam negeri atau BPIPI juga, sehingga akan membuat masyarakat melihat dan mengenal.
"Selain itu mengajak komunitas pecinta sepatu, karena anggota komunitas banyak, sehingga bisa menjadi solusi. Namun, kita tidak bisa memaksa mereka untuk menggunakan produk anak bangsa karena memang tergantung pada pilihan mereka," ujarnya.
Baca Juga: Menteri Sandiaga Uno Segera Resmikan Wisata Religi Makam Kiai Abdul Chalim Leuwimunding
Owner OK OCE, Sandiago Uno menegaskan, produk dalam negeri ini bisa menjadi peluang di masa pandemi. Bagaimana bisa meniru masyarakat Korea yang selalu menggunakan produk dalam negeri. Sedangkan ketika masyarakatnya menggunakan produk luar, justru dianggap aneh. Hal tersebut berbeda dengan masyarakat Indonesia.
"Jadi kita harus meningkatkan kualitas supaya bisa bersaing dengan produk lain. Tentunya juga banyak melakukan inovasi seperti berkolaborasi mungkin, sehingga bisa bersaing. Juga bagaimana menciptakan produk selain terjangkau, tetapi berkualitas," terangnya.
Strategi kolaborasi menjadi salah satu pilihan optimis yang dapat memperkuat daya tahan bisnis. Sebagai bagian dari kampanye nasional #BanggaBuatanIndonesia, untuk semakin mendorong penjualan IKM, Kementerian Perindustrian meluncurkan kampanye #SemuanyaAdaDIsini.
Baca Juga: Menteri Sandiaga Uno Segera Groundbreaking Destinasi Wisata Religi Makam KH Abdul Chalim
Kemenperin mengajak bersama-sama berkolaborasi menghadapi krisis saat pandemi. Dengan melibatkan perajin dan merk lokal #IndonesiaMelangkah, Kemenperin berharap kampanye ini menjadi gerakan bersama industri alas kaki nasional bahu membahu dengan masyarakat untuk semakin mencintai, membeli, dan menggunakan produk lokal kebanggaan anak negeri.
Kampanye ini juga bertujuan untuk memperkenalkan, mempromosikan, dan melahirkan Collaborative Movement, yakni kegiatan saling mendukung untuk nilai sosial sehingga menghasilkan dampak yang besar. (diy)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News