Kisah di Balik Dapur RS Kilisuci, Rumah Sakit Khusus Pasien Covid-19 Kota Kediri

Kisah di Balik Dapur RS Kilisuci, Rumah Sakit Khusus Pasien Covid-19 Kota Kediri Tim gizi saat menyiapkan dan menyusun menu makanan bagi pasien Covid-19. (foto: ist)

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Menu makanan merupakan hal penting selain perlakuan pengobatan untuk perawatan pasien Covid-19. Tim gizi harus memperhatikan menu diet untuk memastikan gizi terpenuhi sekaligus memperhatikan penyakit penyerta pasien. Pujian dan kritikan kerap kali diterima oleh tim gizi.

"Tugas tim gizi adalah memesan makanan, menentukan siklus menu/perencanaan menu, dan labelling karena ada beberapa pasien yang punya menu khusus diet karena penyakit bawaan," kata Indra Widayati, Tim Gizi RS Kilisuci, rumah sakit khusus Covid-19, Selasa (1/12/2020).

Baca Juga: Direktur PT. Baliwong Diperiksa Kejaksaan, Diduga Korupsi Jasa Kebersihan di RSUD Kabupaten Kediri

Menurut Indra, tim gizi memastikan makanan tersedia untuk 38 pasien yang dirawat dan 64 orang staf medis yang menangani. Makanan diberikan 3 kali sehari ditambah 2 kali snack. Menu tim medis dan pasien sama, sebab tim medis juga membutuhkan TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein).

Selain kecukupan dalam hal jumlah, lanjutnya, jenis makanan juga dipantau oleh tim gizi. Pasien dengan penyakit penyerta menjadi fokus tim gizi untuk memastikan makanan yang disajikan sesuai dengan dietnya. Hal ini yang terkadang tidak mudah, sebab pasien kerap kali komplain karena makanan menjadi tidak enak atau menunya sedikit.

"Tugas ahli gizi adalah memberikan konseling ke pasien dan keluarga yang diet agar paham makanan-makanan apa yang boleh dan tak boleh dikonsumsi pasien," tambah Indra.

Baca Juga: Tarumanu Bentuk Komitmen RSKK Berikan Pelayanan Maksimal Bagi Pasien

Kisah komplain ini juga dirasakan oleh Rofianus Sundu Siyah, katering yang menyediakan menu yang sudah disusun oleh ahli gizi. Rofianus mengatakan bahwa tim gizi menyediakan makanan dengan memesan katering karena di RS Kilisuci tidak ada tenaga masak dan ruang khusus yang bisa digunakan sebagai dapur untuk menyiapkan makanan.

"Karena beberapa pasien ada yang menelepon saya langsung, kenapa kok menunya hanya kayak gini. Atau jumlahnya terlalu sedikit, mereka komplain," kata Rofi Rofianus Sundu Siyah.

Ada yang mengira pelit, padahal itu sesuai dengan menu ahli gizi harus mengurangi jumlah asupan atau kadang harus menghindari makanan tertentu.

Baca Juga: Bupati Kediri Minta Pembangunan Gedung Baru RSKK Tak Ganggu Pelayanan

Kini, pasien paham dan kerap kali tim ahli gizi dan katering mendapatkan pujian. Agar tidak bosan, tim gizi menyusun menu berbeda selama 10 hari. Selama itu pasien dirawat di RS Kilisuci. Pada hari ke-11 biasanya mereka sudah diperbolehkan pulang. Pada hari ke-11 menu kembali seperti awal.

Sementara itu, dr. Fauzan Adima, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Kediri mengatakan bahwa pasien yang dirawat di RS Kilisuci yang kondisinya sehat atau gejala ringan.

"Perawatan maksimal 10 hari, setelah itu boleh pulang untuk melakukan isolasi mandiri," kata Fauzan. (uji/zar)

Baca Juga: Bupati Kediri Berharap Tak ada Lagi Warga Terpapar Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO