BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Bupati Bojonegoro Anna Muawanah mengapresiasi program penangkaran burung hantu yang dilakukan Pemerintah Kecamatan Kedewan. Burung hantu atau orang Jawa menyebut burung koko belluq ini ditangkar guna membantu petani dalam membasmi hama tikus.
Sedikitnya, sudah ada sekitar 60 ekor burung hantu yang disebar di wilayah Kecamatan Kedewan, yakni Desa Hargomulyo, Kedewan, dan Wonocolo. Puluhan ekor burung hantu tersebut sudah disediakan tempat (rumah) di tengah sawah warga.
Baca Juga: Berantas Hama Tikus, Anggota Polres Ngawi Bersama Dinas Pertanian Lakukan Gropyokan
"Ini program yang luar biasa. Kami dari pemerintah sangat mengapresiasi, karena dapat membantu petani serta memberi solusi bagi petani yang menggunakan listrik untuk jebakan tikus di sawah," ujar Bupati Anna saat me-launching program Koko Belluq di Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan Sabtu, (5/12/20).
Bahkan, bupati asal Tuban itu meminta agar dinas pertanian segera membuat regulasinya dan mendorong para petani dan kelompok tani agar ikut bersama-sama melestarikan serta melindungi burung hantu.
Diketahui, burung hantu setiap malam mencari makanan hewan tikus di sawah. Sehingga, jika semua petani kompak menjaga ekosistemnya, maka akan mengurangi serangan hama tikus pada tanaman petani.
Baca Juga: Dicopot saat Naik Haji, Direktur RSUD Bojonegoro Ikuti Sumpah Jabatan Sambil Ibadah di Masjid Nabawi
"Ide-ide kreatif akan sepenuhnya kita dukung. Selama ide itu bermanfaat dan tidak membahayakan, untuk ke depannya harus disiapkan payung hukumnya agar bisa diterapkan dan dikembangkan dengan baik di wilayah lain," terang Anna.
Dia menambahkan, terobosan itu semata-mata dilakukan bukan hanya untuk membasmi hama, namun tujuan utamanya adalah sebagai penyeimbang ekosistem. Cara baru merawat dan menjaga alam, dengan cara yang alami untuk kesejahteraan masyarakat khususnya petani.
Camat Kedewan Adrian mengatakan, ide itu lahir atas dasar pengalaman petani di lapangan yang sering kewalahan menghadapi serangan hama yang menjadi penyebab gagal panen. Menurutnya, ide tersebut didapatnya setelah melakukan studi banding di Kabupaten Demak yang lebih dulu menggunakan burung hantu sebagai penjaga areal pertanian.
Baca Juga: Ingin Hidup Berdampingan dengan Tikus, Petani Kediri Gelar Selamatan dan Tanam Cok Bakal
"Saat ini, di Kecamatan Kedewan sudah memiliki sekitar 60 burung hantu dan satu rumah penangkaran. Jika ini berhasil, ke depan rencananya akan kami kembangkan terus," ujar Adrian menambahkan. (nur/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News