Tafsir Al-Kahfi 42-44: Pengaruh Nasab Itu Hanya di Dunia

Tafsir Al-Kahfi 42-44: Pengaruh Nasab Itu Hanya di Dunia Ilustrasi.

Ayat studi kemarin menuturkan keadaan si kaya yang terancam hartanya berantakan karena kesombongannya. Kini kutukan itu benar-benar terjadi dan segalanya lenyap, sehingga dia tidak bisa berbuat apa-apa. Teman dekatnya yang biasa ngopi dan dugem bareng boro-boro menolong, malah podo minggat dan tidak mendekat. (wa ma kan lah fi'ah yanshurunah..).

Dia hanya bisa membalik telapak tangan (yuqallib kaffaih) tanda kebangkrutan model arab. Wong arab jika kecewa, maka berekspresi dengan membalik tapak tangan. Lalu berkata menyesali diri: "Ya laitany lam usyrik birabby ahada". Andai saja saya tidak musyrik kepada Tuhan, maka saya tidak akan melarat seperti ini.

Arah ayat ini:

Pertama, sebagai tamsilan terkait orang kafir dan orang beriman. Orang kafir hanya berpedoman pada kehidupan nyata saja, di dunia, dan tidak mengimani akhirat. Makanya, mereka mau membayar berapa pun demi kepuasan nafsunya, tapi enggan mendermakan hartanya untuk kebahagiaan akhirat.

Kedua, ayat ini menunjukkan hukum dunia yang berlaku bagi manusia, tanpa membedakan keyakinan yang dianut: muslim atau kafir, taat atau durhaka. Bahwa terhadap sesama manusia berlaku juga hukum konsekuensi, baik berkah maupun kualat.

Orang yang berderma akan mendapat kebajikan, tambah rezeki atau kesehatan, dan orang yang zalim dan merugikan orang lain akan mendapat kutukan atau kesengsaraan. Maka dari perspektif sosial, nonmuslim yang berderma lebih bagus ketimbang muslim yang pelit.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO