Ada yang Harga Rp 4,5 Juta per Ekor, Bisnis Koi di Kediri Tak Terdampak Covid-19

Ada yang Harga Rp 4,5 Juta per Ekor, Bisnis Koi di Kediri Tak Terdampak Covid-19 Taufik Irianto (tengah) dan dua penggemar ikan koi, saat memberi makan ikan koi di kolamnya di Dusun Nepen, Desa Krecek, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Bisnis ikan hias ternyata tidak terpengaruh Pandemi Covid-19. Salah satu jenis yang tetap eksis tersebut adalah yang masuk ke Indonesia dan mulai dibudidayakan tahun 1960-an.

Ikan koi muncul secara luas dimulai dari Jepang. Orang Jepang hobi memelihara ikan jenis ikan mas ini. Ikan yang nama ilmiahnya cyprinus carpio itu banyak dipercaya dapat memberikan hoki atau keberuntungan bagi sang pemiliknya. Karena itu, wajar jika sampai ada yang seharga Rp 4,5 juta per ekor.

Baca Juga: Pemkot Kediri Undang Chef Profesional, Warga Ikuti Pelatihan Bakery Gratis

Taufik Irianto (58) adalah salah satu warga Kediri yang mulai membudidayakan sejak 4 tahun lalu.

"Sebelumnya, kami membudidayakan ikan lele lokal, meneruskan usaha orang tua yang dimulai tahun 1979 - 1980-an. Ketika itu, permintaan ikan lele lokal sangat banyak, seiring dengan munculnya banyak warung pecel lele di sejumlah tempat. Pertama yang membeli ikan lelenya adalah penjual pecel lele di Perak, Jombang," kata warga Dusun Nepen, Desa Krecek, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri itu, Sabtu (9/1/2021).

Namun, usaha lele lokal milik Taufik mulai meredup seiring masuknya pembudidaya ikan lele dumbo, pada tahun 1985-an. Maka pada tahun itu pula, ia beralih membudidayakan . Ada 19 jenis yang pernah dibudidayakan, termasuk koi.

Baca Juga: Penyandang Disabilitas dari Kediri ini Buat Ukiran Kayu, Pemasarannya Tembus Luar Daerah

"Membudidayakan baru kami jalani jalan 4 tahun ini," terang Taufik.

Saat pandemi ini, kata Taufik, permintaan tidak ada bedanya dengan ketika belum ada pandemi. Justru permintaan malah naik. Harganya juga relatif stabil.

"Untuk ukuran 20 - 25 cm harga pasarannya Rp 25 ribu - Rp 30 ribu per ekor. Tapi juga tergantung kualitas, seperti ada kualitas kropyok, padang, dan istimewa. Yang kualitas istimewa bisa mencapai Rp. 4,5 juta per ekor," imbuh pria yang mengaku menekuni usaha budidaya secara mandiri itu.

Baca Juga: Pemkot Kediri Dorong Lahirnya Wirausaha Baru Melalui Pelatihan Hantaran

Masih menurut Taufik, usaha pembesaran saat ini cukup menjanjikan. Misalnya ukuran 20 cm dengan harga Rp 25 ribu per ekor, harganya bisa mencapai Rp 50 ribu per ekor jika sudah dibesarkan di kolam pembesaran kurang dari satu bulan.

"Saya menggunakan medsos untuk memasarkan produk , termasuk ikan konsumsi seperti jenis gurami, nila, dan mujaer. Tapi yang datang langsung ke kolam juga ada," pungkas Taufik. (uji)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO