GRESIK (BangsaOnline) - Potensi PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Gresik menarik untuk dipelajari oleh kabupaten/kota tetangga. Kemarin (11/2), rombongan anggota DPRD Kudus yang berjumlah 16 orang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Gresik, Ilwani berkunjung ke Pemkab Gresik. Mereka ingin belajar dari Pemkab Gresik cara menggali PAD. Rombongan ditemui langsung oleh Bupati, Sambari Halim Radianto, di Ruang Graita Eka Praja.
Wakil Ketua DPRD Kudus, Ilwani mengatakan, kedatangannya ke Pemkab Gresik, karena mendengar perkembangan kenaikan PAD di Gresik sangat tinggi. Kenaikannya setiap tahun sangat signifikan.
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
"Terus terang kenaikan
PAD di daerah kami kecil. Dari Rp 243 miliar naik menjadi Rp 245 miliar.
Hanya naik Rp 2 miliar. Tapi, Gresik kok bisa besar. Apa rahasianya?"
katanya.
Ilwani
mengaku juga pernah membaca, beberapa sektor PAD di Gresik yang
mengalami lonjakan cukup tinggi, seperti sektor PBB (Pajak Bumi dan
Bangunan), BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan), pajak
galian non logam dan lainnya.
"Kami butuh penjelasan barangkali hal-hal
yang baik di Gresik bisa kami laksanakan di daerah kami. Kami juga
melihat perkembangan pembangunan Gresik begitu pesat," jelas Ilwani.
Sementara
Bupati, Sambari Halim Radianto menjelaskan, PAD Gresik selama 4
tahun sebelumnya hanya kisaran Rp 164 miliar. Namun, saat ini mencapai
Rp 898 miliar. Beberapa tahun lalu saat PBB dikelola pemerintah pusat,
Gresik hanya mendapatkan kisaran Rp 100 miliar, namun saat ini mencapai
160 miliar.
Sementara
sektor BPHTB, lanjut Bupati yang semula hanya membukukan Rp 5,7
miliar, saat ini sudah mencapai Rp 175 miliar. Pengenaan BPHTB di
Gresik tidak didasarkan pada harga NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak), namun
sesuai pengajuan perizinan yang terkoneksi. Dimana, harga transaksi
jual beli serta penentuan tim appraisal juga sangat menentukan besaran
BPHTB.
"Beberapa pendapatan pajak yang lain juga berhasil kami
optimalkan, di antaranya, pajak parkir, pajak air bawah tanah dan pajak
galian non logam," jelas Bupati.
Ditambahkan
Bupati, besarnya pendapatan yang diraih Pemkab Gresik untuk
menyeimbangkan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024
"Dana dari itu kami gunakan untuk menyantuni yatim piatu, janda miskin, santunan kematian untuk gakin, memberikan santunan kepada para penghapal al-Qur’an, santunan untuk modin desa, guru-guru TPQ. Santunan tersebut kami masukkan APBD. Kami menyeimbangkan output dan input," ungkapnya.
Dana tersebut, juga digunakan untuk modal beberapa pembangunan mercusuar. Di antaranya, pembangunan Lapter Bawean, Bendung Gerak Sembayat, Pelabuhan International dan Stadion Lengis.
"Pembangunan itu semua bukan hanya dana dari APBD Gresik, tapi kami hanya menyiapkan lahan dengan membeli lahan dari masyarakat. Toh uangnya juga kembali ke masyarakat," pungkasnya.
Baca Juga: PDIP Larang Kadernya di Legislatif Ikut Kunker Jelang Pilkada, Noto: Sudah Lapor ke Sekwan Gresik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News