BANDUNG, BANGSAONLINE.com – Cendekiawan muslim Prof. Dr. Jalaluddin Rakhmat wafat di Rumah Sakit Santosa Bandung, Senin (15/2/2021). Kang Jalal – panggilan akrab pakar komunikasi itu - wafat dalam usia 72 tahun. Sebelumnya, empat hari yang lalu, 11 Februari 2021, istrinya juga wafat.
Sebagai akademisi dan intelektual, Kang Jalal sangat produktif. Ia banyak menulis buku tentang ilmu komunikasi dan Islam. Salah satu buku popular karya Kang Jalal adalah Psikologi Komunikasi. Buku ini menjadi mata kuliah di semua fakultas komunikasi perguruan tinggi Indonesia. Karena itu buku yang ditulis pada 1965 sepulang dari Iowa University Amerika Serikat (AS) itu mengalami cetak ulang berkali-kali.
Baca Juga: Khofifah: Muhammadiyah Pilar Kemajuan Bangsa dan Umat
Kang Jalal juga banyak menulis tentang agama Islam, terutama di media massa. Kumpulan tulisannya, di antaranya dibukukan dalam “Islam Aktual, Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim”.
Yang menarik, Kang Jalal lahir dari keluarga NU. Tapi saat kuliah di Fakultas Publisistik Unversitas Padjadjaran Bandung, ia mengikuti pengkaderan di Muhammadiyah. Ia pun menjadi aktivis dan pengurus Muhammadiyah Kota Bandung, di samping dosen di Unpad.
Saat menjadi aktivis Muhammadiyah itulah Kang Jalal dikenal sangat militan. Ia mengaku banyak sekali me-muhammadiyah-kan masjid NU.
Baca Juga: Menangkan Pasangan SAE, Ratusan Kader dan Pengurus DPD PAN Sidoarjo Rapatkan Barisan
Namun ia kemudian mengaku hanya menjadi pejuang Muhammadiyah, bukan pejuang Islam. Ia lalu tertarik pada ilmu tasawuf. Ia juga banyak mengkaji pemikiran cendekiawan Syiah. Terutama pemikiran Murthadha Mutthahari, cendekiawan Iran. Saking fanatiknya, ia bahkan mendirikan yayasan yang diberi nama Yayasan Muthahari di Jalan Kampus II Babakansari Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung.
Dalam perkembangannya, Kang Jalal menjadi tokoh Syiah di Indonesia. Pada tahun 2000 ia mendirikan Ikatan Jemaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI).
Setelah tak mengajar di Unpad, Kang Jalal aktif dalam politik. Obsesi Kang Jalal memperjuangkan Syiah di Indonesia. Ia menjadi caleg dari PDIP. Ia terpilih sebagai anggota DPR RI. Ia pun menjadi anggota Komisi VIII DPR RI yang membidangi agama dan sosial. Ia berjuang dan membela hak-hak penganut agama minoritas di Indonesia. (mma)
Baca Juga: Vinanda-Qowim Tegas Diingatkan Muhammadiyah Kota Kediri untuk Sampingkan Kepentingan Kelompok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News