KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Guna mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri terus melakukan mitigasi bencana di beberapa titik rawan.
Saifudin Zuhri, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Kediri mengatakan, pada musim hujan seperti sekarang ini, potensi bencana alam seperti longsor, banjir, dan krisis air bersih sering terjadi. Pihak BPBD telah melakukan mitigasi bencana di wilayah potensi bencana.
Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing
“Untuk wilayah Kabupaten Kediri, kita terus melakukan mitigasi terhadap daerah-daerah yang rawan terhadap banjir dan longsor. Bersama Tim Siaga Bencana Desa (TSBD), masing-masing desa yang terus update perkembangan wilayah masing-masing,” terang Saifudin, Jumat (19/2/2021).
Menurut Saifudin, tujuan utama dari mitigasi bencana adalah untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh alam khususnya bagi penduduk, seperti korban jiwa (kematian), kerugian ekonomi, dan kerusakan sumber daya alam. Selain itu, juga untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak atau risiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman.
Saifudin menambahkan, petugas BPBD Kabupaten Kediri telah melakukan pemetaan, yakni di wilayah Kecamatan Mojo, Semen, Banyakan, Grogol, dan Tarokan. "Kita juga lakukan mitigasi bencana di wilayah Kecamatan Kandangan, Kecamatan Kepung, Kecamatan Puncu, Kecamatan Ngancar, dan Kecamatan Plosokaten," pungkas Syaifudin.
Baca Juga: Pemkab Kediri Raih Penghargaan Terbaik Keterbukaan Informasi Publik
Diberitakan sebelumnya, di Dukuh Badut, Dusun Besuki, Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri telah terjadi tanah retak dan rawan longsor. Tanah retak tersebut sudah terjadi sejak tahun 2017 lalu. Bahkan, Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung pernah melakukan peninjauan langsung ke Dukuh Badut beberapa waktu lalu.
Saat melakukan kunjungan ke daerah rawan bencana tanah longsor itu, Tim PVMBG didampingi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri. Tim menemukan beberapa titik jalan hingga rumah yang mengalami keretakan.
Kepala Subbidang Mitigasi dan Gerakan Tanah Wilayah Barat Badan Geologi PVMBG Bandung Sumaryono mengatakan, dari hasil peninjauan ke Dukuh Badut, diketahui pergerakan longsor mengarah timur laut.
Baca Juga: Hingga November 2024, Stok Daging Sapi di Kabupaten Kediri Surplus 2.736,7 Ton
"Dari pengukuran retakan tanah di lokasi, kami menyimpulkan potensi terjadi longsor akan berdampak ke arah 4 rumah warga. Kemudian berdasarkan peta kerawanan longsor yang ada pada data PVMBG, daerah ini memang berpotensi tinggi terjadi longsor," jelas Sumaryono. (uji/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News