Potret Kemiskinan di Daerah Industri, Pasutri Cacat dan Lumpuh di Suci Manyar Luput Perhatian

Potret Kemiskinan di Daerah Industri, Pasutri Cacat dan Lumpuh di Suci Manyar Luput Perhatian Insanah tergolek di lantai karena kondisinya lumpuh. foto: ist.

Bakri mengaku selama setahun tinggal di Desa Suci tak pernah mendapatkan bantuan baik berupa PKH maupun BNPT. "Tak pernah dapat PKH maupun BNPT," akuinya.

Hanya saja ia mengaku sempat didata RT untuk mendapatkan bantuan dampak Covid-19 dari dana desa (DD). "Kemarin waktu awal-awal pandemi covid, dapat bantuan 3 kali, Rp 600 ribu per bulan. Selain itu dari Kelurahan (Desa) Suci tak ada, sampai saat ini tak ada bantuan dari kelurahan (Desa)," ungkapnya.

Bersyukur tambah Bakri, dirinya mendapatkan bantuan sembako dari musala di RT 02 RW 04. "Alhamdulillah, setiap bulan dapat bantuan beras dan minyak dari musala. Bisa bantu menyambung hidup," terangnya.

Bakri membenarkan, bahwa dirinya bersama istrinya Insanah yang lumpuh adalah warga RT 02 RW 04 Desa Suci Kecamatan Manyar. Menurut Bakri, dirinya sehari-hari bekerja jualan ikat pinggang dan kaos kaki keliling, seperti di Alun-Alun Gresik. Namun, hasil jualan itu tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, yakni merawat istri dan bayar kontrakan. Sebab, untuk bayar kos dan listrik setiap bulan saja, membutuhkan uang Rp 600 ribu.

Saking sulitnya biaya hidup, Bakri mengaku tak sanggup merawat 2 buah hatinya. Karena itu, satu anaknya yang sudah besar dititipkan keluarga. "Yang besar saya titipkan keluarga. Yang kecil saya rawat dengan biaya seadanya," katanya.

Sementara Kepala Desa Suci, Ahmad Rizal belum berhasil dikonfirnasi terkait warganya tersebut. Dihubungi BANGSAONLINE.com melalui telepon selulernya, ia tak menjawab. (hud/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO